Anak Bangsa di Balik Peluncuran Roket Prestisius di Bumi Indonesia
Belajar di Negeri Orang, Khawatir Tak Boleh Pulang
Jumat, 20 Maret 2009 – 06:56 WIB
"Saya belajarnya, ya text book. Kalau saya belajar di luar negeri, pasti nggak boleh lagi balik ke Indonesia," katanya lantas tertawa.
Selama menjadi ilmuwan di Pustekwagan, Rika sudah menghasilkan ratusan roket. Mulai yang berdiameter kecil hingga yang besar.
Berapa dana yang dibutuhkan untuk membuat RPX 420? Menurut warga Vila Serpong, Tangerang itu, biayanya bergantung pada besar kecilnya roket. "Kalau untuk RPX 420, berapa dananya saya belum tahu. Banyak komponen yang dihitung," katanya.
Seperti Rika Andiarti, Drs Sutrisno MSi juga ikut sibuk dengan para anggota pembuat roket lain di Lapan. Walaupun tampak lelah, pria berkacamata itu bersemangat menjelaskan proses pembuatan roket RPX 420. Kata dia, roket yang saat ini dikerjakan ilmuwan Pustekwagan itu adalah proyek besar. Dengan bobot sekitar 1 ton, itu roket terbesar yang pernah dibuat Lapan.
Para anak bangsa di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sedang membuat proyek prestisius: roket pengantar satelit (RPS). Sesuai namanya,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408