Anak Belajar di Rumah, Orang Tua Ketiban Repot

Inung Kurnia, yang punya dua putri yang sekolah di Madrasah Aliyah dan SD. Dua-duanya menggunakan Google Classroom.
"Pagi-pagi gurunya sudah siap, eh anak-anaknya belum. Saya terpaksa teriak-teriak sambil masak," ujarnya.
Begitu dapat tugas membaca materi hadits, lanjut Inung, anaknya dengan cepat bilang selesai dalam tempo lima menit. Padahal yang disuruh baca sekitar 10 lembar.
Alhasil Inung harus mendampingi putrinya belajar sembari mengerjakan tugasnya sebagai karyawan.
"Kayaknya memang lebih repot kalau anak-anak belajar di rumah. Kita juga kan bekerja di rumah, ada target kinerja yang ditetapkan kantor. Kalau seperti sekarang, orang tua jadi pengawas dan guru bagi siswa," ucapnya.
Terpisah, Conny Renny, seorang karyawan swasta ini mengaku cukup sibuk mendampingi dua anaknya dalam mengerjakan tugas lewat internet atau daring.
Ibu Conny yang berdomisili di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat ini membenarkan dirinya cukup kerepotan mendampingi dua anaknya yang baru duduk di Kelas III dan Kelas VI SD ini.
“Selama ini anak-anak mengerjakan soal lewat buku, tetapi sekarang mengerjakan lewat online, ini perlu tambahan biaya untuk membeli kuota internet,” kata Conny.
Kebijakan pemerintah yang menerapkan siswa belajar di rumah ternyata cukup merepotkan orang tua. Pasalnya, dengan sistem daring siswa harus belajar mandiri.
- Berkat Konten Digital, Selebgram Ini Mampu Belikan Rumah untuk Orang Tuanya
- Kadisdik Palembang Izinkan Siswa Belajar Daring untuk Sekolah yang Terdampak Banjir
- Tip Mempersiapkan Libur Lebaran Berkesan Bareng Keluarga
- WCS Indonesia Bertemu Menhut Raja Antoni Bahas Konservasi dan Koridor Orang Utan
- TikTok dan SEJIWA Foundation Soroti Pentingnya Peran Orang Tua Dampingi Remaja Akses Dunia Digital
- 2 Sekolah di Klaten Terendam Banjir, Siswa Diminta Belajar di Rumah