Anak Belum Bisa Bicara, Orang Tua Jangan Lantas Menganggap Lidahnya Pendek

Anak Belum Bisa Bicara, Orang Tua Jangan Lantas Menganggap Lidahnya Pendek
Webinar Profesional bertema "Penatalaksanaan Gangguan Dengar pada Anak" yang diselenggarakan oleh Perhati KL Cabang Sumatera Utara dan Kasoem Hearing Center, Sabtu (20/3). Foto: Tangkapan layar webinar/Humas Kasoem Hearing Center

jpnn.com, JAKARTA - Pendengaran sangat berpengaruh besar dalam proses perkembangan bicara anak.

Sayangnya menurut Dr. dr. Siti Faisa Abiratno, Sp.T.H.T.K.L (K) M.Sc Aud-Vestib Med, terkadang orang tua beralasan anak belum bisa bicara karena belum waktunya atau karena lidahnya pendek.

"Ini yang menyebabkan penanganan terlambat,” ujar dokter Siti Faisa pada webinar profesional bertema 'Penatalaksanaan Gangguan Dengar pada Anak' yang diselenggarakan oleh Perhati KL Cabang Sumatera Utara dan Kasoem Hearing Center, akhir pekan lalu.

Dokter spesialis telinga, hidung tenggorokan-bedah kepala leher ini menambahkan, faktor pendukung proses perkembangan bicara anak adalah masuknya stimulus kata-kata atau kalimat di telinga yang diteruskan via jalur saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak.

Di sini suara atau kata-kata diinterpretasi dan disimpan untuk dasar perkembangan berbicara lebih lanjut.

“Dengan demikian masalah kemampuan mendengar merupakan hal yang penting dalam perkembangan proses berbicara pada anak. Dimulai dengan anak paham apa yang didengar," terangnya.

Dia melanjutkan, masalah gangguan dengar pada anak sering tidak disadari oleh para orang tua.

Anak yang kurang responsif terhadap bunyi di sekitar atau apabila dipanggil tidak respons, dianggap oleh karena anak cuek padahal kemungkinan ada masalah kurang dengar.

Kemampuan mendengar merupakan hal penting dalam perkembangan proses berbicara pada anak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News