Anak Berpotensi Miskin di Indonesia Jika Tak Ada Perempuan Berpendidikan

Anak-anak Indonesia lebih berisiko kurang sejahtera jika tidak ada sosok perempuan berpendidikan dalam keluarga.
Menurut laporan hasil studi terbaru di Indonesia, perempuan dipandang sebagai sosok penting dalam mengatasi kemiskinan multidimensi pada anak.
Dalam laporan terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga penelitian SMERU, terungkap bahwa prevalensi atau tingkat kelaziman anak miskin semakin kecil ketika tingkat pendidikan perempuan dewasa dalam keluarga semakin meningkat.
Anak-anak lebih berisiko menderita deprivasi multidimensi ketika tidak ada sosok perempuan dewasa yang berpendidikan dalam sebuah rumah tangga.
Deprivasi, dalam hal ini, dimaknai sebagai kekurangan atas sesuatu yang dianggap penting bagi kesejahteraan psikologis.
"Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang perempuan dewasa dalam sebuah keluarga, semakin berdampak positif terhadap kesejahteraan anak," kata Luhur Bima, peneliti senior SMERU, kepada ABC pekan lalu.
Hasil survei SMERU yang diterbitkan Januari 2019 ini menunjukkan, pada rumah tangga dengan perempuan tanpa penididikan formal, jumlah anak usia 0-23 bulan yang dikategorikan miskin sebanyak 25,71 persen.

- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun