Anak Berpotensi Miskin di Indonesia Jika Tak Ada Perempuan Berpendidikan
"Pertama mereka (perempuan) dapat bekerja dan menambah penghasilan keluarga. Kedua, mereka akan mengasuh anak-anak dengan tingkat pengetahuan yang lebih baik."
Photo: Luhur Bima, peneliti senior SMERU. (Supplied)
Pandangan tersebut juga dibenarkan oleh Vivi Yulaswati, Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial di Badan Perencana Pembangunan Nasional RI (Bappenas).
Ia mengatakan, beberapa bukti terkait pengasuhan anak di keluarga menunjukkan peran perempuan yang menonjol. Karena itu, tingkat pendidikan ibu atau sosok perempuan pengasuh anak berpengaruh terhadap kesejahteraan anak itu sendiri.
"Saat anak kesulitan PR dan tugas sekolah, ibu dengan pendidikan rendah cenderung menyerah. Buntutnya kalau perempuan cepat dinikahkan dan kalau laki-laki disuruh kerja," ujarnya kepada ABC.
Vivi lantas menyebut Program Keluarga Harapan (PKH) yang dicanangkan Kementeriannya di mana dalam program ini kaum ibu menjadi target penting.
"Di PKH dikembangkan Family Development Session, yaitu pertemuan bulanan ibu-ibu penerima PKH. Ada 4 modul pelatihan: parenting education (pendidikan pengasuhan), child protection (perlindungan anak), gizi dan kesehatan, lalu ekonomi rumah tangga," jelasnya.
Ia memaparkan salah satu materi ajaran dalam sesi itu, yakni pendidikan pengasuhan atau parenting education, mengajarkan para perempuan tentang bagaimana menjadi ibu yang baik
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata