Anak Buah Kombes Asri Bongkar Bisnis Lendir, 1 Germo Ditangkap
jpnn.com, HALMAHERA TENGAH - Polda Maluku Utara (Malut) mengusut kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di kawasan pertambangan PT IWIP Desa Lelilef, Kabupaten Halmahera Tengah.
Dirreskrimum Polda Malut Kombes Asri Effendy mengatakan penanganan kasus itu bertepatan dengan operasi pekat Kie Raha yang mereka gelar.
Dalam pengungkapan kasus TPPO, pihaknya mengamankan satu pengguna jasa prostitusi, satu korban perempuan anak di bawah umur, dan muncikari atau germo.
"Dalam pengungkapan kasus ini, kami akan fokus pada proses itu muncikari dengan insial MS dan MRH," ujarnya.
Asri mengatakan bisnis lendir itu menggunakan modus penawaran jasa seks komersial untuk karyawan yang bekerja di perusahaan tambang PT IWIP di Kabupaten Halmahera Tengah.
"Satu kali kencan Rp 500 ribu, untuk long time lebih dari Rp 3 juta, sedangkan short time Rp 1,5 juta," ujarnya.
Modus penawaran dalam kasus ini, kata dia, menggunakan aplikasi Messenger Facebook, yakni pengguna jasa prostitusi langsung memesan melalui messenger kepada muncikari.
"Kalau biasanya lewat MiChat, yang ini kasus TPPO proses transaksinya dan komunikasi melalui Messenger Facebook," ujarnya.
Jajaran Polda Malut mengungkap kasus prostitusi di Halmahera Tengah. Dalam kasus itu, anak buah Kombes Asri Effendy membekuk seorang germo.
- Jadi Muncikari di Rohul, 3 Orang Perempuan Ditangkap Polisi
- Polda Malut Ingatkan Kontestan Pilkada Jangan Memprovokasi
- Muncikari dan 3 PSK yang Berjualan via Online Diamankan, Sebegini Sekali Transaksi
- Detik-Detik Kapal Cagub Maluku Utara Benny Laos Meledak dan Terbakar, Mencekam
- Bule Australia Buka Bisnis Prostitusi Berkedok Spa di Bali, Terang-terangan
- 3 Pasangan Muda Tertangkap Basah Terlibat Prostitusi Online