Anak Buah Prabowo Sarankan Indonesia Keluar MEA

jpnn.com - PALANGKA RAYA – Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan Indonesia sebenarnya belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Menurut Edhy, MEA hanya akan memperbesar semangat mengimpor barang, termasuk hasil pertanian. Hal ini, kata dia, tidak bagus untuk kesejahteraan masyarakat terutama petani. Edhy menegaskan, semangat impor harus dikurangi.
“Kita harus mulai berpikir mampu memproduksi apa pun di Indonesia," kata Edhy di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (27/5).
Menurut Edhy, Gerindra sejak awal tidak mendukung Indonesia mengikuti MEA. Ia menegaskan, hal itu dilakukan untuk melindungi petani dan ketahanan pangan.
“Bila perlu kita keluar saja. Kan dibolehkan demi melindungi pasar dalam negeri, perani dan perdagangan kita."
Dia mengatakan dalam Undang-undang Pangan, apa pun yang dilakukan harus sepenuhnya diusahakan oleh petani. Apalagi, Indonesia jumlah penduduknya terbanyak di ASEAN.
“Pasar kita besar. MEA sebaiknya tidak usah kita ikut. Bagi saya, Gerindra, tidak jelas (MEA)," katanya.
Menurut dia, sekarang urusan pemerintah paling berat ialah menjaga kedaulatan pangan dalam negeri. Dia menegaskan negara harus hadir melindungi ketahanan pangan.(boy/jpnn)
PALANGKA RAYA – Ketua Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Gerindra Edhy Prabowo mengatakan Indonesia sebenarnya belum siap menghadapi Masyarakat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Rumah Pangan PNM jadi Solusi Ketahanan Pangan Masyarakat di Purwokerto
- DEN: Opsi Impor Perlu Dicanangkan untuk Penuhi Kebutuhan Gas Bumi di Dalam Negeri
- Dukung Industri Pertambangan, Trakindo Serahkan Unit CAT MD6250 ke Thiess
- Thong Guan Industries Bhd asal Malaysia Resmi Berinvestasi di KIT Batang, Jawa Tengah
- Akselerasi Solusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Komitmen bagi Petani & UMKM
- Pakar Ingatkan Dampak Jangka Panjang Boikot yang Ditunggangi Kepentingan Bisnis