Anak Bunuh Ayah Kandung yang Sayang Padanya
Dua di antaranya menetap di Kalimantan dan masing-masing satu di Surabaya dan tinggal sedesa.
Sarno yang tercatat sebagai ketua RT 11/RW 04 itu pula yang sehari-hari merawat dan memenuhi kebutuhan Broto.
‘’Juga membawanya berobat kalau penyakitnya itu sedang kambuh,’’ ujar Tukinem kepada Jawa Pos Radar Magetan.
Dia menyebutkan, Broto sudah sering dibawa berobat ke Solo dan Ngawi. Meski begitu, warga memilih menjaga jarak karena khawatir penyakitnya mendadak kambuh.
Apalagi, empat tahun lalu seorang warga yang melintas di depannya langsung dilempari batu tanpa alasan jelas. ‘’Selama ini Broto tidak pernah keluar rumah,’’ ungkapnya.
Tukinem pula yang kali pertama mengetahui Sarno tewas mengenaskan. Bermula saat dia lewat belakang rumah Sarno untuk mencari grasak (daun kering) sebagai pakan ternak sekitar pukul 06.30.
Tidak sengaja matanya melihat korban tengkurap di tanah depan pintu belakang dapur. Posisinya menghadap arah utara.
Awalnya, Tukinem mengira Sarno sedang pingsan. Karena itu, dia lantas memanggil tetangga lain untuk ikut memastikan kondisinya.
Subroto, 38, warga Desa Belotan, Bendo, Magetan, Jatim, tega membunuh ayah kandungnya, Sarno, 70.
- Seperti Ini Kepribadian Sehari-hari Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Jaksel
- Viral Area Wisata Telaga Sarangan Magetan Dipasang Pagar, Ini Penjelasan Pemkab
- Diduga Sopir Mengantuk, Mobil Rombongan Takziah Masuk Parit di Magetan
- Pengakuan Anak Bunuh Ayah Kandung, Tak Ada yang Menyangka
- Ganjar Blusukan di Pasar Sayur, Pedagang Dapat Solusi soal Kondisi Sepi
- Ganjar Menginap di Rumah Warga, Sarapannya Nasi Jagung & Botok Khas Gunung Lawu