Anak Diktator Legendaris Filipina Tak Terbendung di Pilpres, Sejarah Terulang
Hasilnya penghitungan tak resmi hari ini menunjukkan keberhasilan besar dari operasi media sosial yang canggih oleh Marcos yang, menurut para kritikus, telah berusaha untuk mendiskreditkan catatan sejarah tentang kronisme, penjarahan, dan kebrutalan selama pemerintahan otoriter ayahnya.
Sekitar setengah dari masa berkuasa Ferdinand Marcos ada di bawah darurat militer.
Terlepas dari temuan resmi yang bertentangan, keluarga Marcos menyangkal telah menyedot miliaran dolar kekayaan negara selama masa kepemimpinannya yang oleh para sejarawan dianggap sebagai salah satu kleptokrasi paling terkenal di Asia.
Banyak pendukung Marcos Jr, yang lahir setelah pemberontakan 1986, yakin bahwa narasi masa lalu itu adalah kebohongan yang dijajakan oleh lawan-lawannya.
Saat suara mulai masuk, para pendukung berkumpul di luar markas kampanye Marcos mengibarkan bendera dan meneriakkan "Marcos, Marcos, Marcos" dengan gembira.
"Kami sangat senang karena keunggulannya yang besar ... persatuan benar-benar menang," kata Melai Ilagan, 20.
"Keinginan Bongbong Marcos agar kita semua bersatu menjadi kenyataan."
Alex Holmes, seorang ekonom di Capital Economics, mengatakan kemenangan itu "menempatkan Marcos dalam posisi yang kuat."
Penghitungan tidak resmi menunjukkan bahwa Marcos, yang dikenal sebagai Bongbong, unggul jauh dari lawan-lawannya
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat