Anak Korban Bencana Masih Trauma

Anak Korban Bencana Masih Trauma
BERMAIN- Anak-anak korban bencana Tragedi Situ Gintung tampak asyik bermain bersama relawan dari Dompet Dhuafa. Bermain merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi rasa trauma akibat bencana. Foto: Irawan A/TANGSEL POS
TANGERANG- Puluhan anak korban bencana Situ Gintung yang berada di lokasi penampungan sementara mulai mengalami gejala trauma. Tak sedikit di antara mereka yang sulit tidur dan ketakutan saat melihat hujan. Ini tentu merupakan gejala-gejala trauma. Bahkan, banyak mereka sampai menangis saat malam dan hujan turun.

Kesedihan anak korban bencana ini semakin meningkat saat menyaksikan siaran ulang peristiwa memilukan jebolnya tanggul Situ Gintung di televisi. “Nggak mau liat televisi. Serem aja,” jelas Balqis Karana Azkah, 7 di lokasi penampungan FK Hukum UMJ, Senin (30/03).

Pelajar kelas II SD Gintung ini mengaku pasrah berada di lokasi penampungan. Kendati rasa jenuh dan bosan semkain dirasakan. Terlebih kondisi penampungan yang semakin hari tidak terawat. Untuk ke kamar mandi saja, terang dia, harus antri cukup lama. Karena kamar mandi yang tersedia hanya empat unit di lokasi penampungan. Itu pun kondisinya tidak layak. Banyak lumpur dan boleh terbilang kotor.

 

“Di pojok situ kamar mandinya. Kotor banget,” terang bocah berambut sebahu ini. Balqis mengaku saat tanggul Situ Gintung itu jebol sedang berada di dalam rumah. Orang tuanya yang membawanya keluar dari rumah. Itu pun setelah air bah Situ Gintung itu masuk ke dalam rumahnya.

TANGERANG- Puluhan anak korban bencana Situ Gintung yang berada di lokasi penampungan sementara mulai mengalami gejala trauma. Tak sedikit di antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News