Anak Korban Bencana Masih Trauma

Anak Korban Bencana Masih Trauma
BERMAIN- Anak-anak korban bencana Tragedi Situ Gintung tampak asyik bermain bersama relawan dari Dompet Dhuafa. Bermain merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi rasa trauma akibat bencana. Foto: Irawan A/TANGSEL POS
“Aku dibawa lari ke atas. Waktu itu hanya nangis aja. Nggak tahu ada apa. Pokoknya banyak air di sekitar rumah,” tutur putri sulung dari dua bersaudara ini.

Devi, 9 pelajar SD Pondok Pinang, Lebak Bulus yang juga korban bencana Situ Gintung mengaku rasa takut mulai terasa sejak awal kejadian. Setiap hujan turun terasa seperti ada banjir datang. “Takut banjir itu datang lagi. Rumah Devi hancur. Air masuk dari atap rumah,” tuturnya.

Devi mengatakan tak ada barang rumahnya yang dapat diselamatkan. Semua barang hancur termasuk rumahnya di RT 4/8, Cirendeu, Ciputat Tangerang. Beruntung kedua orang tua dan seorang kakaknya berhasil lolos dari maut.

Saat ditanya soal sekolahnya, Devi berharap bisa segera kembali ke sekolah. Itu dapat membuat rasa takut yang selama ini dialami berangsur pulih. “Kalau di sekolah kan banyak teman. Jadi bisa main-main terus. Nggak kaya di sini, sepi susah cari teman,” beber gadis berkulit sawo matang ini.

TANGERANG- Puluhan anak korban bencana Situ Gintung yang berada di lokasi penampungan sementara mulai mengalami gejala trauma. Tak sedikit di antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News