Anak Korban Bencana Masih Trauma
Selasa, 31 Maret 2009 – 08:38 WIB
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi memastikan perlunya pembentukan crisis center di lokasi bencana. Lembaga tersebut dapat memberikan bantuan psikologis bagi korban bencana. Terutama anak-anak dan remaja.
Trauma bencana, menurut dia, butuh mekanisme perbaikan mental yang baik. Karena kondisi bencana dapat memicu mental yang buruk. Rasa takut yang berlebihan, putus asa dan tidak memiliki orientasi bakal memiliki citra diri dari korban bencana.
“Mereka harus dibantu. Melepaskan trauma bencana harus menjadi prioritas bagi anak-anak, selain masalah kesehatan,” ujarnya saat mengujungi lokasi penampungan bencana di FK Hukum UMJ, Ciputat.
Krisis center itu, terang Seto, yang juga menjadi korban banjir bandang itu merupakan lembaga yang dibentuk atas kerjasama Departemen Sosial dan Komnas Anak. Para tenaga psikolognya berasal dari Himpunan Sarjana Psikologi Indonesia (HPSI). Semua psikolognya telah berpengalaman menangani korban bencana.
TANGERANG- Puluhan anak korban bencana Situ Gintung yang berada di lokasi penampungan sementara mulai mengalami gejala trauma. Tak sedikit di antara
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Bantuan Pengamanan, PTPN IV Jalin MoU dengan Polda Sumut
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi