Anak Korban Bencana Masih Trauma

Anak Korban Bencana Masih Trauma
BERMAIN- Anak-anak korban bencana Tragedi Situ Gintung tampak asyik bermain bersama relawan dari Dompet Dhuafa. Bermain merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi rasa trauma akibat bencana. Foto: Irawan A/TANGSEL POS
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi memastikan perlunya pembentukan crisis center di lokasi bencana. Lembaga tersebut dapat  memberikan bantuan psikologis bagi korban bencana. Terutama anak-anak dan remaja.

Trauma bencana, menurut dia, butuh mekanisme perbaikan mental yang baik. Karena kondisi bencana dapat memicu mental yang buruk. Rasa takut yang berlebihan, putus asa dan tidak memiliki orientasi bakal memiliki citra diri dari korban bencana.

“Mereka harus dibantu. Melepaskan trauma bencana harus menjadi prioritas bagi anak-anak, selain masalah kesehatan,” ujarnya saat mengujungi lokasi penampungan bencana di FK Hukum UMJ, Ciputat.

Krisis center itu, terang Seto, yang juga menjadi korban banjir bandang itu merupakan lembaga yang dibentuk atas kerjasama Departemen Sosial dan Komnas Anak. Para tenaga psikolognya berasal dari Himpunan Sarjana Psikologi Indonesia (HPSI). Semua psikolognya telah berpengalaman menangani korban bencana.

TANGERANG- Puluhan anak korban bencana Situ Gintung yang berada di lokasi penampungan sementara mulai mengalami gejala trauma. Tak sedikit di antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News