Anak Muda Harus Berani Melawan Manipulasi Industri Rokok
jpnn.com, JAKARTA - Indonesian Youth Council for Tobacco Control (IYCTC) bersama aktivis lingkungan River Warrior, Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP), dan Forum Anak Kota Ambon (Fakota) menyuarakan aspirasi kaum muda dalam upaya perlindungan dari manipulasi industri rokok.
Hal ini demi memutus mata rantai korban jeratan adiksi rokok di Indonesia.
Pasalnya, saat ini Indonesia termasuk surga bisnis bagi industri rokok. Produk rokok dianggap normal untuk dikonsumsi maupun diiklankan ke masyarakat.
Belum lagi peraturan pengendalian tembakau di Indonesia yang dianggap masih sangat lemah tak mampu melindungi kaum muda dari target pemasaran.
Diketahui hingga saat ini korban jeratan adiksi rokok di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Data Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) tahun 2019 menyebutkan jumlah prevalensi perokok di Indonesia mencapai 65 juta orang menjadi terbanyak ke-3 di dunia.
Angka tersebut seiring dengan peningkatan prevalensi perokok muda usia 10-18 tahun dari 7,2% menjadi 9,1% tahun 2019.
Peningkatan jumlah perokok ini membuat industri rokok berhasil meraup keuntungan besar dari penjualan rokok konvensional.
Saat ini Indonesia termasuk negara yang menjadi surga bisnis bagi industri rokok.
- Mulai Bulan Depan, Vape Jadi Barang Haram di Vietnam
- FUEL Luncurkan Inovasi Terbaru, Liquid dengan Varian 'Ice Cream Series'
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- Rejo Ekspansi di Pasar Global, Hadir di World Tobacco Asia 2024
- Hasil Riset: Perokok Beralih ke Tembakau Alternatif Mengalami Peningkatan Kesehatan Gusi
- Kebijakan Kemenkes Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek Dipertanyakan, RPMK Dikritik