Anak Pergi Kerja, Ibu 'Ditaruh' di Plafon
Minggu, 21 Februari 2010 – 08:48 WIB

Nahas alias Onoh (80). (Foto:gp muchtar)
Kisah sedih itu, antara lain, menimpa dua warga renta, nenek Onoh, 80, dan kakek Moja, 89. Nenek Onoh, warga Cieunteung, Baleendah, yang lumpuh karena stroke terpaksa bertahan di plafon rumah selama dua hari, sebelum akhirnya diselamatkan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Bandung dan Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Jabar.
Tiga hari lalu ketika Sungai Citarum mulai meluap, dua anak Onoh -Nana dan Ayung" berusaha menyelamatkan ibunya itu ke plafon rumah. Kasur, bantal, dan makanan ala kadarnya ikut dibawa. Ya, karena kawasan itu termasuk langganan banjir, hampir seluruh warga sudah menyiapkan plafon rumah atau lantai dua rumah (bagi yang mampu membangun) untuk "pengungsian" sementara bila tamu tak diundang itu datang. Karena itu, rata-rata plafon rumah warga dibangun cukup kuat untuk bisa ditinggali sementara waktu.
Namun, setelah "menyelamatkan" sang ibu, Nana dan Ayung pergi kerja ke Cibaduyut, Kota Bandung, yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Baleendah. Bersamaan dengan itu, dia menitipkan ibunya ke Yuni, tetangga sebelah rumah.
Malang bagi Onoh. Sepeninggal kedua anaknya, air banjir terus meninggi hingga mencapai tiga meter. Seluruh tetangga pun mengungsi ke Kampung Jembatan, Kelurahan Andir, sekitar 1 km dari Kampung Cieunteung. Sementara Onoh yang lumpuh hanya berharap keajaiban sambil bertahan di plafon. Dua anaknya hingga kemarin juga tidak diketahui kabarnya. "Ibu Onoh punya stroke. Tubuhnya sudah tidak lagi bisa bergerak. Hanya dia masih bisa bicara," ujar Yuni, tetangga.
DUA manusia renta bertahan hidup dari kepungan banjir di Baleendah, Bandung. Dua hari mereka bertahan di plafon dan atap rumah, sementara para tetangga
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu