Anak Presiden Ikut Pemilihan Wali Kota Picu Polemik Soal Dinasti di Indonesia

Anak Presiden Ikut Pemilihan Wali Kota Picu Polemik Soal Dinasti di Indonesia
Presiden Jokowi dan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (08/12/2019). (Antara: Hanni Sofia.)

Dua tahun lalu ketika kerabat wakil presiden Jusuf Kalla mencalonkan diri dalam pilkada di Kota Makassar, Halim turut mengkampanyekan 'kotak kosong' - dorongan untuk memilih kotak kosong yang muncul di kertas suara dalam pemungutan suara.

Kotak kosong menang di sana.

Tahun ini ketika muncul putra presiden yang didukung koalisi 9 parpol juga tidak memiliki lawan, Halim menghidupkan kembali kampanye ini.

"Dalam konteks politik modern," katanya, "Kotak-kotak kosong ini adalah pertanda bahwa ada yang salah."

Pada akhirnya, hanya beberapa jam sebelum pendaftaran ditutup pada 6 September, seorang kandidat saingan muncul.

Bagyo Wahyono, seorang tukang jahit berusia 59 tahun, menurut KPUD, telah menyampaikan pemberitahuan sementara tentang niatnya untuk mencalonkan diri tahun lalu, tetapi konfirmasi pencalonannya di detik-detik terakhir masa pendaftaran tetap mengejutkan banyak orang.

Berdasarkan informasi yang diterimanya, Sugeng Riyanto, Wakil Ketua DPRD Kota Solo, mengaku yakin ada desakan untuk tidak memiliki kotak kosong, apalagi jika kemudian kotak kosong ini akan mendapat suara yang banyak.

"Itu akan sangat memalukan, tidak hanya untuk Gibran tetapi juga presiden," kata Sugeng, satu-satunya anggota dari partai politik yang tidak mendukung putra Jokowi.

Maju dalam kontestasi Pilkada melawan saingan yang tidak jelas, anak dari Presiden Indonesia Joko Widodo diprediksi meraih kemenangan sebagai wali kota Solo bulan depan

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News