Anak Presiden Yaman Kerahkan Kekuatan Militer
Sabtu, 11 Juni 2011 – 09:52 WIB
SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh sudah meninggalkan ruang perawatan intensif (ICU) pada Kamis lalu (9/6). Tetapi, hingga kemarin (10/6), pemimpin 69 tahun tersebut masih menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Arab Saudi. Sementara itu, pergolakan politik di dalam negeri semakin menjadi.
Selama sepekan terakhir, tepatnya sejak Saleh terbang ke Saudi untuk menjalani perawatan medis, Yaman mengalami kekosongan pemerintahan. Secara yuridis, pemerintah sementara dikendalikan oleh Wakil Presiden Abd al-Rab Mansur al-Hadi. Tetapi, rakyat yang terlampau gembira dengan absennya Saleh tak henti berunjuk rasa. Mereka bersikap layaknya Saleh telah mundur.
Baca Juga:
Kekosongan pemerintahan itu dimanfaatkan Amerika Serikat (AS) untuk menjalankan agendanya. Yakni, pergantian rezim di negara yang menjadi mitra antiterornya tersebut. Kelompok oposisi yang sejak lama mendambakan berakhirnya rezim Saleh mendukung penuh rencana itu. Tetapi, Hadi dan jajaran pemerintahannya menolak. Dia yakin Saleh pulang pekan depan.
Tingginya tekanan dari dalam dan luar negeri agar Saleh segera mengakhiri kekuasaannya membuat Ahmed Ali Saleh bertindak. Putra sang presiden yang menjabat sebagai komandan Garda Republik dan Pasukan Khusus itu tak mau tinggal diam. Demi mempertahankan kekuasaan sang ayah, dia menyiagakan sejumlah besar personel militer ke jalanan ibu kota.
SANAA - Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh sudah meninggalkan ruang perawatan intensif (ICU) pada Kamis lalu (9/6). Tetapi, hingga kemarin (10/6),
BERITA TERKAIT
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan