Anak Pungut
Oleh: Dahlan Iskan
Mudrick menemui Mega. Bikin gerakan bersama di Solo. Nama gerakannya Anda sudah tahu: Mega Bintang. Bintang adalah lambang PPP saat itu –sebelum berganti gambar Ka'bah.
Mudrick juga bikin gerakan lain: putihisasi pohon di sekitar Alun-Alun Solo. Itu sebagai perlawanan gerakan kuningisasi yang dilakukan Golkar: semua pohon dicat kuning.
Heboh lagi. Heboh besar. Tidak seheboh Mega Bintang tetapi heboh. Dianggap terlalu berani melawan dominasi Golkar.
Mudrick ditangkap. Diajukan ke pengadilan.
Dia bebas. Penyebab bebasnya: jaksa salah dalam mengenakan tuduhan. Pasal tuduhan pidana biasa dicampur dengan tuduhan pidana ringan.
Tuduhan itu ditolak hakim. Dua jenis tuduhan seperti itu tidak bisa dijadikan satu. Pidana biasa harus ditangani hakim majelis (tiga orang). Pidana ringan cukup satu hakim.
Mudrick benar-benar merajai perpolitikan Solo. Dia jadi tokoh besar PPP. Dia jadi simbol sukses PPP di Solo.
Rupanya banyak pendukung Mega di Solo mencoblos dengan tutup mata: tepat di bintang. Di zaman akhir Orde Baru itu hanya ada tiga partai yang ikut Pemilu: PPP, Golkar, dan PDI (tanpa P).
Tiga bulan sebelum meninggal Minggu kemarin pun Mudrick Sangidu masih demo. Tahun-tahun belakangan demonya tetap: tentang Presiden Jokowi.
- Penemuan Mayat di Mukomuko, Ada Luka di Wajah dan Leher Korban
- Benarkah Prabowo Melanjutkan Program Jokowi? Nih Jawabannya
- Pertemuan Megawati dan Prabowo Bakal Memecah Dominasi Jokowi
- Analisis Pengamat soal Pertemuan Megawati-Prabowo, Silakan Disimak
- Prabowo Meresmikan 26 Pembangkit Listrik, 11 Transmisi & Gardu Induk, Targetkan Swasembada Energi
- Tiga Serangkai