Anak Tukang Sapu Gagal Jadi Jaksa, Minta Kejagung Menjelaskan Hal Penting

jpnn.com, SURABAYA - Ghufron, anak tukang sapu jalanan di Surabaya yang gagal menjadi jaksa karena mendapat nilai nol pada dua tahap tes, menanggapi penjelasan Kejaksaan Agung.
Dilansir dari jatim.jpnn.com, Kejagung lewat Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Leonard Eben Ezer Simanjuntak sebelumnya memaparkan alasan Ghufron tidak lolos.
Menurut Eben, angka nol dalam tes psikologi dan kesehatan merupakan capaian untuk sub tes yang bersifat menggugurkan.
Bukan nilai, melainkan kode peserta yang tidak memenuhi syarat (TMS).
“Angka satu merupakan kode peserta yang memenuhi syarat (MS),” ujar Leonard dalam keterangannya, Kamis (6/1) kemarin.
Menanggapi hal itu, Ghufron meminta panitia seleksi CPNS Kejagung RI menjelaskan tolok ukur psikotes dan tes kesehatan yang diberikan kepadanya.
“Kejagung menjelaskan skor nol menunjukkan tidak memenuhi syarat, tetapi tidak menjawab tolok ukur dan hasil dari kondisi kesehatan,” ujar Ghufron, Minggu (9/1).
Menurutnya, parameter medical check up yang dilakukannya sama dengan SKB kesehatan kejaksaan.
Anak tukang sapu jalanan gagal menjadi jaksa meminta Kejagung menjelaskan hal penting ini.
- Sahroni Minta Polisi Tangkap Pihak yang Ingin Menghancurkan Citra Kejagung
- ART Sebut Kejagung Hadapi 2 Lawan saat Menangani Perkara, Satunya Buzzer
- Dendi Budiman: Miskinkan Hakim dan Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar
- Transaksi Dana Dugaan Korupsi 2024 Capai Rp 984 T, Sahroni: Lacak dan Sita!
- Aturan Blending BBM Jelas dan Legal, Penyidikan Harus Transparan
- IAW Soroti Upaya Pelemahan Kejaksaan di Revisi KUHAP