Anak Tukang Sapu Gagal Jadi Jaksa, Minta Kejagung Menjelaskan Hal Penting
![Anak Tukang Sapu Gagal Jadi Jaksa, Minta Kejagung Menjelaskan Hal Penting](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2022/01/10/ghufron-menyurati-presiden-jokowi-menuntut-transparansi-atas-whv7.jpg)
Begitu pula, SKB psikotes yang ditetapkan dalam CPNS kejaksaan.
"Dari kesehatan dan psikotes yang telah saya lakukan, hasilnya normal."
"Bahkan, dalam psikotes menunjukkan IQ saya di atas rata-rata dengan total 116 skala CFIT," bebernya.
Pemuda berusia 24 tahun itu menilai Kejagung tidak menanggapi hasil pemeriksaan dan medical check up yang dilampirkan dalam surat terbuka yang dikirimkannya menunjukkan kondisi psikotes dan kesehatannya normal.
"Kejagung secara tidak langsung mengakui keabsahan dari data pembanding yang telah saya lampirkan," katanya.
Dari hasil masa sanggah di web SSCASN, dia tetap dinyatakan TMS meskipun sudah melampirkan bukti psikotes dan kesehatan dengan hasil normal.
Ghufron mendapat jawaban penilaiannya merupakan kewenangan mutlak dari tim kesehatan sehingga hasilnya berbeda.
Dalam hasil setiap medical check up menghasilkan konklusi normal atau tidak normal karena terdapat parameter umum dalam penyematannya.
Anak tukang sapu jalanan gagal menjadi jaksa meminta Kejagung menjelaskan hal penting ini.
- Kejagung Diminta Hati-Hati Gunakan Sprindik di Kasus Ditjen Migas
- Presiden Prabowo Sebaiknya Minta Penjelasan Jaksa Agung Soal Penggeledahan Ditjen Migas
- Bea Cukai Ajak Civitas Akademika dan Generasi Muda Memahami Hal Penting Ini
- Menteri ESDM Bahlil Diminta Luruskan Penonaktifan Dirjen Migas
- KPK, Kejagung, Polri Didemo Lagi, Desak Usut Tuntas Kasus Hasto
- Website Kejagung Diduga Diretas, Sahroni: Utamakan Perlindungan Data