Anak Yatim Penderita HIV di Solo Ditolak Masyarakat Setempat
Sekelompok anak-anak yatim piatu yang menderita HIV di Solo (Jawa Tengah) sekarang terombang ambing karena kepindahan mereka ke sebuah panti asuhan baru ditolak oleh masyarakat setempat.
Anak-anak tersebut sekarang berada di penampungan sementara, setelah masyarakat setempat menolak panti asuhan tersebut pindah ke alamat yang baru.
"Mereka takut tertular." kata Yunus Prasetyo, dari LSM Lentera yang mengurusi anak-anak tersebut.
LSM ini sudah meminta bantuan petugas kesehatan setempat guna memberikan penjelasan kepada masyarakat bahwa virus HIV itu tidak akan menyebar hanya lewat kontak dengan anak-anak tersebut.
"Kami tidak mengerti lagi apa yang mesti dilakukan, karena dokter sudah menjelaskan kepada mereka. Siapa lagi yang akan mereka percayai bila mereka tidak percaya dengan dokter." kata Prasetyo.
Apa yang terjadi dengan masalah penampungan bagi anak-anak penderita HIV yang berusia antara satu sampai 12 tahun tersebut, menunjukkan masalah yang lebih besar di Indonesia, yaitu prasangka buruk terhadap mereka yang mengidap HIV.
"Selain masalah takut terinfeksi HIV, masalah lain adalah prasangka terhadap dari mana virus itu berasal," kata Prasetyo lagi.
"Jadi ada prasangka buruk terhadap pekerja seks, kelompok gay, transeksual, pengguna narkoba, dan pelanggan pekerja seks." katanya lagi.
Sekelompok anak-anak yatim piatu yang menderita HIV di Solo (Jawa Tengah) sekarang terombang ambing karena kepindahan mereka ke sebuah panti asuhan
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- 5 Pesakitan Bali Nine Akhirnya Dipulangkan ke Australia