Anaknya Gagal Seleksi PPDB, Pak Polisi Mengamuk di Sekolah
“Kalau memang ada tambahan rombel dan tambahan itu resmi, maka saya pastikan juga anak-anak yang diterima berdasarkan nilai grade yang sesuai urutannya. Tidak pilih-pilih anak dari mana. Dilakukan secara adil,” jelasnya seraya menyampaikan jika kegaduhan yang terjadi sudah diselesaikan dengan bijaksana dengan aparat keamanan yang ada.
Terpisah, Kapolres Nunukan AKBP Jefri Yuniardi, SIK membenarkan jika orang tua pelajar yang mengamuk di SMA 2 Negeri Nunukan merupakan anggota Polri dan bertugas di Polres Nunukan berpangkat Aiptu.
Saat ini, oknum Polisi tersebut sedang diperiksa pihak Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polres Nunukan.
“Sedang menjalani pemeriksaan oleh Propam. Hasilnya masih ditunggu,” ungkapnya kepada media saat dikonfirmasi kemarin.
Dikatakan, sikap dan prilaku yang dilakukan oknum Polisi tersebut menjadi hal yang cukup membuat institusi yang dipimpinnya tercoreng. Sehingga, apapun alasannya, tetap membawa nama institusi Polri.
“Waktu kejadian, hanya berposisi sebagai orang tua. Tidak ada maksudnya membawa nama Polisi atau lainnya,” pungkasnya. (oya/eza)
Kegaduhan terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Nunukan, Kalimantan Utara, Senin (10/7).
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Ungkap Kebijakan PPDB, Tetap Sistem Zonasi?
- Gibran Bercerita tentang Suratnya yang Tidak Direspons Menteri
- Soroti Kasus Guru Supriyani, Kiai Hasanuri Beri Saran Begini
- Guru Supriyani Ulangi Ucapan Aipda Wibowo: Saya Akan Memenjarakanmu, Meskipun Hanya Satu Hari!
- Kasus Guru Honorer Supriyani, Susno Duadji dan Reza Indragiri Bakal Jadi Saksi Ahli
- Bupati Konsel Copot Camat Baito Gegara Ini, bukan karena Guru Supriyani, Oalah