Analis Bilang Gibran Bakal Merugikan Prabowo & Merusak Citra Jokowi

Analis Bilang Gibran Bakal Merugikan Prabowo & Merusak Citra Jokowi
Sebuah spanduk bertuliskan Ayo Lawan Politik Dinasti terpasang di jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (15/10), menjelang Mahkamah Konsititusi membacakan putusan atas uji materiel ketentuan batas usia minimal capres dan cawapres dalam UU Pemilu. Foto: Ricardo/JPNN

Menurutnya, bagi pemilih yang juga pendukung Jokowi, Gibran bukanlah Jokowi, meskipun ada semacam asosiasi politik yang menyamakan figur Gibran dan Jokowi, tetapi publik umumnya menolak adanya oligraki dan dinasti politik.

"Dalam perspektif rasionalitas politik publik Gibran akan mendapat resistansi (dalam hal ini hambatan), karena rasionalitas publiklah yang akan menjadi penolak pencalonan Gibran," katanya.

Mikhael Bataona mengatakan, bukan berarti publik menolak Gibran, tetapi karena mereka sangat menghormati Jokowi.

"Mereka ingin citra Jokowi terjaga. Mereka menolak jika Jokowi dicitrakan negatif hanya karena pilpres ini," ujarnya.

Rakyat mungkin ingin Gibran menjadi pemimpin negara di suatu masa yang akan datang, setelah melewati ujian sejarah secara bertahap, sportif dan elegan.

"Sebagai figur capres berpengalaman, Prabowo perlu menghitung ini secara cermat dan detail karena ada urusan sentimentalitas masa pendukung Anies dan Prabowo yang perlu dijaga dan dirawat untuk kepentingan kemungkinan pilpres putaran kedua," katanya. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

Mikhael menilai bagi calon pemilih yang selama ini pendukung Jokowi, Gibran bukanlah Jokowi.


Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News