Analis Ungkap Kondisi Kripto Global Saat Ini, Simak
Namun, maraknya ICO pada 2017 membawa kekhawatiran mengenai penipuan dan regulasi. Sehingga menyebabkan penurunan yang disebut Crypto Winter pada 2018.
"Periode ini membawa kita ke penilaian ulang proyek-proyek blockchain, dan menyorot kebutuhan akan aplikasi praktis," tuturnya.
Kemudian, lanjutnya, pada 2020, lanskap berubah dengan pertumbuhan finansial terdesentralisasi (decentralised finance atau DeFi), yang menyediakan layanan keuangan baru tanpa perantara tradisional.
Hal ini menyebabkan kemunculan platform-platform seperti MakerDAO, Compound, dan Uniswap.
Pada tahun, terjadi lonjakan token non-fungible (NFT), yang menampilkan potensi blockchain dalam seni, barang koleksi, gaming, dan hiburan.
Tren ini mendapat perhatian masyarakat luas. Khususnya, NFT dari Beeple terjual dengan nilai yang memecahkan rekor sebesar $69 juta.
Dengan perubahan ini, lembagaseperti PayPal, Visa, dan Tesla makin menyambut terbuka mata uang kripto.
Ini adalah bukti peningkatan minat atas aset digital. Makin banyak perusahaan mulai menerima kripto: Ralph Lauren, Microsoft, dan airBaltci melalui pembayaran online langsung; sementara Adidas, DoorDash, dan Chevron melalui kartu hadiah.
Pakar Octa Analisis Kar Yong Ang mengungkapkan kondisi mata uang kripto secata global yang terjadi saat ini. Simak
- Pintu Pro Futures Hadirkan Perdagangan Derivatif Crypto
- Upbit Indonesia Dukung Generasi Muda di Bidang Olahraga Kancah Internasional
- Flipster Hadirkan Penarikan Kripto Bebas Biaya Melalui Kolaborasi BNB Chain
- Harga Bitcoin Terus Melambung Kalahkan Perak
- Platform Tara Cash Permudah Pelanggan Konversi Mata Uang Kripto
- Resmi Diperdagangkan di Bittime, Token Palapa Sempat Melonjak Hingga 400%