Analisa Otak Bisa Segera Digunakan Sebagai Bukti Pengadilan


Teknologi yang bisa membaca pikiran manusia terdengar seperti fiksi ilmiah, namun para peneliti di Selandia Baru mengatakan, teknik yang tengah mereka uji coba cukup mendekati impian itu.
Analisis gelombang otak forensik, atau "brain finger printing", adalah metode analisa gelombang otak untuk melihat apakah subyek uji coba memiliki pengetahuan tentang informasi tertentu.
Teknologi ini dikembangkan oleh psikolog biologi Amerika Serikat, Lawrence Farwell, pada tahun 1980an, namun gagal mendapatkan banyak daya tarik sebagai bukti yang bisa diterima di pengadilan.
Teknik ini melibatkan pelacakan respon spontan otak terhadap rangsangan eksternal, dengan otak mengeluarkan tekanan elektrik sebagai respon terhadap informasi yang pernah ia hadapi sebelumnya.
Ahli neurologi dari Universitas Cantebury yang berbasis di Christchurch, Richard Jones, mengatakan, setelah melakukan pengujian lebih lanjut, teknik ini mungkin bisa membantu mengatasi kejahatan.
"Idenya adalah jika Anda melakukan kejahatan, Anda punya sesuatu dalam ingatan Anda tentang kejadian itu, atau tentang senjata, atau tentang apapun," sebut Jones.
"Jadi, jika Anda dan tersangka lainnya diuji kemudian dengan ditunjukkan beberapa foto atau kata-kata, gelombang otak Anda bereaksi dengan cara tertentu terhadap rangsangan tersebut," sambungnya.
Profesor Jones mengatakan bahwa teknik tersebut telah diakui sebagai bukti dalam kasus pidana di negara bagian Ohio, AS, dan juga di satu kasus di India, namun belum berlaku di Australia atau Selandia Baru.
Teknologi yang bisa membaca pikiran manusia terdengar seperti fiksi ilmiah, namun para peneliti di Selandia Baru mengatakan, teknik yang tengah mereka uji coba cukup mendekati impian itu.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya