Analisis Ahli Virologi soal Kekuatan Vaksin Nusantara Vs Vaksin Konvensional
jpnn.com, JAKARTA - Ahli virologi Prof Chairul Anwar Nidom menyatakan dukungannya atas Vaksin Nusantara. Tentu saja dukungan itu bukan tanpa alasan.
Peneliti virus itu mengaku bisa memahami penjelasan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto soal Vaksin Nusantara.
"Saya melihat Vaksin Nusantara berbeda karena dia tidak menentang virus, tetapi bersahabat," kata Prof Nidom dalam kanal Siti Fadilah Supari di YouTube baru-baru ini.
Ketua Riset CoV dan Formulasi Vaksin Professor Nidom Foundation Surabaya itu menjelaskan makna soal Vaksin Nusantara tidak menentang virus ialah yang membunuh Covid-19 bukan antibodi, tetapi imunitas.
"Saya melihat dari aspek virusnya. Kecepatan mutasi virus tidak bisa diikuti oleh penyiapan vaksin konvensional," ujarnya.
Jadi, menurut Prof Nidom, vaksin yang sudah dibuat tidak bisa membunuh virus yang bermutasi. Sebab, untuk membuat vaksin membutuhkan serangkaian proses yang panjang, bahkan bisa sampai puluhan tahun.
Oleh karena itu, Nidom menganggap Vaksin Nusantara yang digagas Terawan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. "Vaksin Nusantara itu cuma delapan hari sudah berganti jadi vaksin," ucapnya.
Guru besar ilmu biokimia dan biologi molekular Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu menambahkan vaksin yang ada sekarang tidak bisa mengikuti laju mutasi virus.
Ahli virologi Prof Chairul Anwar Nidom menyatakan vaksin yang ada sekarang tidak mampu mengatasi virus corona yang terus bermutasi.
- Menkes Dorong Kemandirian Produksi Vaksin Dalam Negeri
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Video Eks Menteri Kesehatan Promosi Obat di Medsos, Jubir Terawan Bilang Begini
- Peduli Kesehatan Pekerja, VDNI Beri Vaksinasi Influenza Gratis
- Mengedepankan Kesehatan Pekerja, PT GNI Vaksinasi Ribuan Karyawan
- Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif