Analisis Kang Ujang Soal Rencana Pengenaan BMAD Ubin Keramik Asal China

Analisis Kang Ujang Soal Rencana Pengenaan BMAD Ubin Keramik Asal China
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. Foto: Ricardo/JPNN.com

“Dalam konteks itu, saya melihat kalau misal China menarik katakanlah investasinya atau menarik bisnisnya dari Indonesia tentu ini akan berdampak bagi Indonesia,” imbuhnya.

Ujang menyampaikan polemik BMAD ini bisa menjadi tantangan pemerintahan Prabowo – Gibran ke depan.

Sebab, pemerintahan mendatang perlu memastikan agar iklim investasi dan ekonomi di Indonesia tetap stabil.

“Saya melihat ke depan, tantangan presiden baru nanti dan wakil presidennya tentu itu adalah memastikan ekonomi stabil, memastikan peluang kerja masyarakat ada, memastikan masyarakat punya pekerjaan dan memastikan masyarakat bisa makan,” ucapnya.

“Saya melihat dalam konteks politiknya kemungkinan besar kemungkinan ada saja dampak di pemerintahan baru nanti,” ujar Ujang.

Lebih lanjut, Ujang menyampaikan jika nanti BMAD secara resmi ditetapkan pemerintah saat ini, ia tidak tahu apakah akan tetap dilanjutkan atau akan dicabu oleh pemerintahan baru Prabowo – Gibran.

“Saya tidak tahu soal membatalkan bea masuk atau tidak, kita lihat saja nanti Prabowo - Gibran ke depan nanti seperti apa kebijakannya, apakah melanjutkan tadi untuk menentukan bea masuk atau sebaliknya kita tunggu saja,” bebernya.

Menurut Ujang, yang terpenting adalah setiap regulasi yang dikeluarkan tidak mengganggu kepentingan nasional, pertumbuhan ekonomi nasional tetap positif dan masyarakat merasakan manfaatnya, seperti memiliki kesempatan untuk bekerja di tengah konteks hubungan bisnis atau dagang antara Indonesia dan China.

Kang Ujang Komarudin meminta pemerintah Indonesia berhati-hati dengan rencana penerapan Bea Masuk Anti Dumping terhadap ubin keramik asal China.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News