Analisis Pengamat Intelijen terhadap Situasi Jelang Pelantikan Presiden
Horas menduga ada pihak-pihak tertentu yang sengaja memperalat sel-sel teroris untuk menciptakan kondisi tidak aman.
Horas juga mengusulkan agar hingga 20 Oktober 2019 Presiden Jokowi meminimalisasi kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat, termasuk berswafoto bersama mereka.
"Saya harap Kapolri perintahkan anggota-anggotanya untuk tembak di tempat semua pelaku teror yang jelas-jelas mengancam tokoh-tokoh kita. Saya pikir kita perlu mengerahkan Koopsus dan Densus 88 dalam menanggulangi kemungkinan terjadinya aksi teror menjelang 20 Oktober," kata Horas.
Diingatkan bahwa pengamanan pelantikan presiden akan sukses bila memiliki dasar informasi, analisis, serta operasi intelijen strategis yang solid.
Dikatakan, Indonesia membutuhkan kekuatan intelijen strategis yang didukung para agen terbaik di lapangan maupun analis-analis andal. (Antara/jpnn)
Pengamat intelijen Tigor Mulo Horas Sinaga, mengatakan, menjelang hari pelantikan Presiden pada tanggal 20 Oktober 2019, potensi teror terbuka lebar.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Bea Cukai jadi Sorotan, Pengamat Intelijen & Keamanan Merespons Begini
- Pengamat Intelijen Sebut Pemilu 2024 Berlangsung Damai, Begini Penjelasannya
- Panglima TNI Menerapkan Operasi Siaga Tempur di Daerah Rawan Papua, Pengamat Intelijen Sepakat
- Al Araf Sebut Ada 3 Hal yang Buat Kepuasan Publik ke Kepolisian Meningkat
- Pengamat Intelijen Stepi Anriani Sebut 5 Potensi Ancaman Politik 2024
- Pemerintah Diminta Waspadai LSM Asing di Papua, Pengamat Mencurigai Ini