Analisis Pengamat Militer Soal Pengaturan Usia Pensiun Personel TNI

Menurut Aliabbas, personel militer dituntut memiliki tingkat kebugaran demi menjalankan tugas di sisi pertahanan negara.
"Konsekuensinya, usia prajurit aktif mau tidak mau harus dibatasi," kata alumnus Universitas Paramadina itu melalui layanan pesan, Kamis (10/2).
Aliabbas mengatakan bahwa pembatasan usia pensiun sebenarnya penting guna menjamin kesempatan promosi bagi para prajurit berusia lebih muda selama berdinas di instansi militer.
Selanjutnya, kata pengamat militer itu, pengaturan usia pensiun diharapkan bisa membuka peluang adanya karir kedua selepas dari kedinasan di militer.
"Jika usia pensiun terlalu tua, dikhawatirkan bisa mengurangi kesempatan bagi prajurit untuk dapat berkarir di tempat lain," beber pria berkacamata itu.
Aliabbas pun mengingatkan semangat perbedaan pembatasan usia pensiun tamtama dan bintara dengan perwira bukanlah wujud diskriminasi.
Dia menyebut beban tugas dan tanggung jawab dari jenjang kepangkatan membutuhkan tingkat kebugaran dan kesehatan prajurit yang berbeda.
"Oleh karena itu, konsekuensinya ialah usia pensiun bagi golongan tamtama dan bintara lebih dini dibandingkan perwira," tutur Aliabbas. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menyebut ada tiga alasan perlunya pengaturan secara spesifik tentang usia pensiun personel TNI.
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan
- MPSI Minta Masyarakat Tak Ragu Komitmen Prabowo Lakukan Reformasi Pemerintahan
- Prabowo Berkata Begini soal Demo Penolakan Revisi UU TNI
- Keluarga Korban Ungkap Proses Uji DNA dalam Kasus Pembunuhan Jurnalis Juwita di Banjarbaru
- Seusai Bunuh Jurnalis Juwita, Oknum TNI AL Mendatangi Keluarga Korban
- Kasus Pembunuhan Wartawati Banjarbaru, Komnas HAM Soroti Pentingnya Forensik Digital dan Medis
- Tes DNA Sperma Bantu Ungkap Motif Pembunuhan Jurnalis Juwita