Analisis Pengamat soal Faktor Sejarah Warga Sumbar Ogah Terima PDIP
Selanjutnya Golkar kembali berjaya di Sumbar dengan memenangi Pemilu 2014 di provinsi yang beribu kota di Padang itu. Adapun pada Pemilu 2019, Gerindra menjadi juara di Sumbar.
Menurut Karyono, pada Pemilu 1999 saja parpol yang dekat dengan kalangan Islam menjadi jawara di Sumbar, yakni Partai Amanat Nasional (PAN). Sementara partai yang dianggap menyuarakan ideologi Soekarno seperti PNI, PDI dan PDIP tidak pernah menang di Sumbar.
Walakin, Karyono menyebut PDIP masih punya peluang meluluhkan hati warga Sumbar. Caranya ialah dengan pendekatan persuasif dan kebudayaan.
“Untuk meluluhkan hati masyarakat Sumbar memerlukan pendekatan persuasif dan beradaptasi dengan budaya lokal. Tidak cukup dengan cara-cara parsial, seporadis dan instan," kata dia.
Karyono juga punya penilaian soal pernyataan Megawati yang mempertanyakan sebab PDIP belum bisa diterima di Sumbar. Menurut Karyono, pernyataan itu justru bentuk perhatian Megawati terhadap provinsi berjuluk Ranah Minang tersebut.
“Pernyataan itu mencerminkan perhatian khusus terhadap wilayah Sumbar. Pernyataan tersebut menunjukkan ada kesadaran untuk mengevaluasi kinerja partai di wilayah itu, di mana PDIP tidak pernah menang di Bumi Minangkabau dalam sepanjang sejarah pemilu," tutur Karyono.(tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Pengamat politik Karyono Wibowo menilai faktor sejarah membuat rakyat Sumatera Barat sulit menerima PDI Perjuangan.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Pramono Dinilai Samarkan Dukungan PDIP dan Megawati karena Faktor Ahok
- Survei Polling Institute: PDI-P Berpotensi Keok di Jabar XI
- DPR Dukung Penuh Menko Polkam Lindungi Pelajar dari Judi Online
- Calon PDIP Kalah di SMS, Yoshua: Efek Maruarar Sirait Pindah ke Gerindra
- Polisi Tembak Polisi Mencoreng Institusi Bhayangkara, Harus Diusut Tuntas
- Heboh Polisi Tembak Polisi, Komisi III DPR Bakal ke Sumbar