Analisis Pengamat Soal Pernyataan Putin setelah Bertemu Jokowi
Menurut dia, hal itu menandakan kedua kepala negara sangat fokus pada inti masalah dan berusaha keras agar ada hasil yang dapat diraih, terukur, dan membawa manfaat bagi mereka dan pihak-pihak lain.
Lebih lanjut Rezasyah menekankan bahwa keberhasilan diplomasi demi mendamaikan dua negara yang bertikai itu memakan proses panjang.
"Hasilnya tak dapat dirasakan segera," ungkap dia.
Setidaknya, kata Rezasyah, Indonesia sudah mencapai hasil yang melebihi target awal, yakni terbukanya ruang dialog Rusia-Ukraina seusai Jokowi mengunjungi dua negara itu.
"Ukraina dan Rusia sudah mendapat berbagai informasi terkini, yang bersumber dari semua dialog yang Indonesia lakukan dalam G7," ujar dia.
Toh, kata Rezasyah, Indonesia tak dapat menekan Putin untuk menghentikan operasi militer dengan segala keterpaksaaannya, sehingga proses pendamaian Rusia-Ukraina bakal berlangsung panjang.
Terlebih, kata dia, NATO akan menjadikan Ukraina sebagai basis guna kelak merongrong Rusia.
Namun, kata Rezasyah, Putin sudah punya pihak yang bisa dipercaya demi upaya perdamaian Rusia-Ukraina setelah pria kelahiran Saint Petersburg itu bertemu Jokowi.
Pengamat menganalisis soal diksi ‘informatif’ dan ‘suasana bisnis’ yang disampaikan Presiden Rusia Vladimir Putin sesuai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
- Jokowi Absen Pertemuan Eks Gubernur Jakarta, PDIP: Malu Namanya Masuk Daftar OCCRP
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Akademisi Nilai Daftar Tokoh Terkorup OCCRP Tidak Jelas Ukurannya
- Palang Rel
- Jokowi Masuk Daftar Pemimpin Korup versi OCCRP, BCW Desak KPK Lakukan Penyelidikan
- Eks Sukarelawan Sebut Jokowi Layak Masuk Daftar Pemimpin Korup versi OCCRP