Analisis Reza soal Polisi Larang Keluarga Melihat Jenazah Brigadir J, Ada Kata Serbamengerikan
Baca Juga: Penembakan Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo Bukan soal Senior Junior, tetapi
"Ketika foto jenazah tersebar lalu dikomentari secara keliru oleh mereka yang bukan ahlinya, komentar-komentar itu bisa memunculkan imajinasi yang tak terkendali. Imajinasi sedemikian rupa akan melipatgandakan risiko vicarious trauma," tuturnya.
Saat ditanya apakah imajinasi dimaksud berkaitan dengan berbagai asumsi tentang penyebab kematian korban? Serta munculnya kecurigaan tentang penyebab luka sayatan? Reza menjawab lugas.
"Ya, ke mana-mana imajinasi serbamengerikan itu," ujar pakar yang meraih gelar sarjana psikologi dari UGM Yogyakarta tersebut.
Walakin, Reza mengakui bahwa memang sedari awal komunikasi Polri kepada publik tentang kasus baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo itu kurang terkonsolidasi dengan baik.
"Jadi, wajar kalau terus-menerus skeptisisme yang muncul. Tambah parah di medsos. Karena itu, segala kegemparan yang kadung terjadi perlu diurai satu per satu," kata Reza Indragiri. (fat/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri sampaikan analisis soal polisi larang keluarga Brigadir J membuka peti dan melihat jenazah. Begini kalimatnya.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Lemkapi Sebut Perbuatan AKP Dadang Telah Menurunkan Muruah Kepolisian
- 5 Berita Terpopuler: Kabar Terbaru Polisi Tembak Polisi, Diduga Pembunuhan Berencana, Kapolri Beri Perintah Tegas
- AKP Dadang Iskandar Pembunuh Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Dihukum Mati
- Usut Tuntas Kasus Penembakan Polisi di Solok Selatan: Menunggu Implementasi Revolusi Mental Polri
- Begini Analisa Reza Indragiri Soal Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan
- Kasatreskrim Ditembak Kabag Ops di Sumbar, Kadiv Propam Bilang Begini