Anang Famred

Oleh: Dahlan Iskan

Anang Famred
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Famred adalah kelompok penting yang melahirkan reformasi, jatuhnya Pak Harto dan berakhirnya Orde Baru.

Waktu itu Anang berstatus mahasiswa universitas swasta di Jalan Kramat Raya. Setelah reformasi ia pindah ke Yogyakarta. Ingin melanjutkan kuliah. Tidak berhasil.

Ayahnya, pegawai rendahan di KUA di Senduro, Lumajang, meninggal. Anang harus  bisa hidup sendiri. Ia memutuskan untuk menjadi tukang cukur. Di pinggir jalan.

Ia memang pandai mencukur. Dulu. Ketika menjadi santri di pondok pesantren Nurul Jadid, Kraksaan, Probolinggo.

Di kehidupan pondok, cukur mandiri itu biasa. Santri saling mencukur rambut temannya. Anang termasuk yang pandai mencukur. Disenangi banyak santri. Cukurannya baik. Dan cepat.

Di Yogyakarta Anang juga pernah menjadi buruh bangunan. Tukang cukur merangkap buruh bangunan. Yang penting ia bisa makan dan halal.

Dari Yogyakarta ia pindah ke Surabaya. Tinggal bersama teman di belakang kampus IAIN Sunan Ampel. Ia jadi cleaning service. Kerja serabutan.

Sesekali menulis artikel untuk media. Zaman itu menulis di media mendapat honorarium.

Begini tulisan Dahlan Iskan tentang Ketua DPRD Lumajang Anang Akhmad Saifuddin yang mundur karena tidak hafal Pancasila saat didemo mahasiswa HMI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News