Anarkis, Ancam Akreditasi Perguruan Tinggi
Rabu, 01 Mei 2013 – 03:17 WIB
Apakah itu bakal mengancam kampus di Sulawesi Selatan? Mansyur memastikan semua kampus nyaris memiliki karakter kekerasan yang sama. Anarkisme terkesan menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa. Padahal itu tidaklah benar. Meski demikian, dia menambahkan ukuran penilaian tersebut memang tidak tunggal. Ada faktor lain pula yang menjadi bagian penilaian. ”Mungkin pada sisi karakter mahasiwa, kampus itu gagal. Tapi pada sisi lain kan bisa saja bagus. Jadi nanti akreditasi itu melihat seluruhnya,” tambahnya.
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Illah Sailah mengatakan, pembelajaran pada perguruan tinggi memang perlu terus ditingkatkan. Karena itu, berkaitan pada pola aktivitas mahasiswa selama berada di luar kampus. Misalkan saja, banyak kegiatan kemahasiswaan yang cenderung tidak seiring dengan pendidikan. Hal tersebut membuat mahasiswa tak fokus pada kemampuannya. ”Mahasiswa tak hanya dibekali pengetahuan, tapi juga pemahaman dan keterampilan,” pungkasnya.
Dia menilai aksi demonstrasi yang anarkis itu menjadi saling terkait pada pola pengajaran dan kegiatan mahasiswa di luar kampus. Kondisi tersebut perlu disesuaikan kembali. ”Sanksi akreditasi itu sangat baik. Ini agar kampus bisa mengarahkan mahasiswanya secara baik,” ujarnya. (rko)
JAKARTA - Kegelisahaan masyarakat terhadap sejumlah aksi demonstrasi mahasiswa yang selalu anarkis direspon Badan Akriditasi Nasional Perguruan Tinggi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi
- Santri Disabilitas di Bandung Terima Beasiswa Pendidikan Khusus
- Kuliah Tamu di BINUS University, Dosen FISIP UPNVJ Bicara soal Netnografi
- Siap-siap! Sumbangsih Cup 2025 Segera Digelar, Dijamin Seru dan Meriah
- Unika Atma Jaya Resmikan School of Bioscience, Technology, and Innovation
- Sandang Gelar LL.M dari Kampus Top, Fidela Gracia: Terima Kasih President University