Anas Mangkir, Marzuki Ogah Spekulasi
jpnn.com - JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum enggan memenuhi panggilan pemeriksaan yang dilayangkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Soal mangkirnya Anas, Partai Demokrat menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum.
"Itu masalah proses penegakan hukum orang mau hadir atau tidak hadir, menolak atau menerima. Silakan saja proses hukum ada aturannya," kata Marzuki kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (7/1).
Marzuki ogah berspekulasi soal alasan Anas menghindari pemeriksaan di markas KPK. Ketua DPR ini beralasan tidak ingin mengintervensi proses hukum.
"Saya dari dulu dan sampai sekarang konsisten tidak mau komentari apapun terkait penegakan hukum, siapapun juga. Supaya kerja penegakan hukum itu tidak terintervensi oleh statement-statement," tegasnya.
‪
Seperti diberitakan, hari ini Anas dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai tersangka kasus Hambalang. Namun, mantan komisioner KPU ini mangkir dengan alasan tidak paham dengan materi perkara yang disangkakan kepadanya. Hal ini dikemukan oleh Ma'mun Murod, juru bicara ormas bentukan Anas, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).
"Poinnya Mas Anas sampai hari ini belum paham kenapa dia disebut tersangka karena di Sprindiknya (Surat Dimulai Perintah Penyidikan) ada kata-kata Anas lakukan korupsi menerima hadiah Hambalang dan proyek lainnya," kata Ma'mun. (dil/jpnn)
JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum enggan memenuhi panggilan pemeriksaan yang dilayangkan Komisi Pemberantasan Korupsi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Nilai IKIP Kaltim Meningkat, Masuk Tiga Besar Nasional
- Yorrys Raweyai: DPD Akan Mengawal Proses Pembangunan PIK 2 Tangerang
- BPMK Lanny Jaya Diduga Potong Dana Rp 100 juta dari 354 Kampung
- Kipin Meraih Penghargaan Utama di Temasek Foundation Education Challenge
- Sri Mulyani: Setiap Guru adalah Pahlawan yang Berkontribusi Besar bagi Kemajuan Indonesia
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan