Anas Mentahkan Anggapan Dewan Pembina
Sebut Kasus Nazaruddin Tak Berpengaruh Signifikan
Minggu, 29 Januari 2012 – 05:45 WIB
PONTIANAK - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (PD), Anas Urbaningrum mengajak seluruh kader partai yang dipimpinnya untuk tetap solid dalam menghadapi permasalahan yang kini dihadapi partai binaan Susilo Bambang Yudhoyono itu. Menurutnya, pemberitaan tentang kasus Nazaruddin yang mendera dirinya ataupun politisi PD lainnya ternyata tidak membawa pengaruh signifikan. Seperti diberitakan sebelumnya, anggota Dewan Pembina Demokrat Syarif Hasan mengakui bahwa salah satu agenda pertemuan di Cikeas adalah pembahasan tentang Anas yang sering disebut di media dalam kasus wisma atlet. Menurut Syarif, terlalu seringnya Anas disorot dalam pemberitaan di media ikut memberikan pengaruh pada citra partai.
Hal itu disampaikan Anas, usai acara internal PD di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (28/1). "Alhamdulillah kegiatan Partai Demokrat berjalan normal. Sebagaimana anda saksikan di Kalbar dan derah lain. Jadi tidak ada pengaruh yang signifikan seperti diberitakan," katanya.
Penegasan Anas itu seolah untuk menepis anggapan Dewan Pembina PD bahwa kepemimpinan mantan Ketua Umum PB HMI di Demokrat itu harus dievaluasi. Beberapa hari lalu, jajaran Dewan Pembina PD berkumpul di kediaman SBY di Cikeas, guna membahas persoalan terkini yang dihadapi PD terutama terkait fakta-fakta yang erungkap dalam persidangan atas Nazaruddin.
Baca Juga:
PONTIANAK - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (PD), Anas Urbaningrum mengajak seluruh kader partai yang dipimpinnya untuk tetap
BERITA TERKAIT
- MK Hapus Aturan Presidential Threshold, Said PDIP Singgung Syarat Kualitatif Capres-Cawapres
- Agus Widjajanto Sebut Ada Dorongan agar Mbak Tutut Kembali Bergabung ke Partai Golkar
- KPU Jakarta Apresiasi Kinerja Polri di Tahun Politik 2024
- Sahroni Apresiasi Kinerja Polri Menjaga Keamanan Malam Tahun Baru
- Golkar Terkejut dengan Putusan MK Soal Presidential Treshold, Tidak Seperti Biasa
- MK Hapus Presidential Threshold, Ketua Komisi II: Babak Baru Demokrasi Indonesia