Anas Minta KPK Periksa Semua Peserta Kongres Demokrat
jpnn.com - JAKARTA - Tersangka kasus korupsi proyek Hambalang Anas Urbaningrum meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersikap adil dalam menjalankan tugasnya. Ia berharap KPK tidak tebang pilih dalam melakukan pemeriksaan terhadap saksi.
"Itu kewenangan KPK, yang penting pemeriksaan berjalan adil, yang mesti diperiksa ya diperiksa. Misalnya kalau soal Kongres, ya diperiksa semua," kata Anas kepada wartawan di kantor Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (13/12)
Hal tersebut disampaikannya menanggapi pemeriksaan sejumlah peserta Kongres Partai Demokrat oleh KPK, Jumat (13/12). Pemeriksaan tersebut terkait dugaan mengalirnya dana proyek Hambalang ke sejumlah peserta kongres yang digelar tahun 2010 lalu itu.
Mereka yang diperiksa adalah mantan Ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Tenggara, Diana Maringka dan mantan Ketua DPC Partai Demokrat Boaleamao Gorontalo, Ismiyati Saidi.
Keduanya merupakan peserta yang dikenal berada di kubu Anas saat pemilihan ketua umum dalam kongres di Bandung tahun 2010.
Menurut Anas, seharusnya KPK tidak tanggung-tanggung dalam memanggil saksi. Sehingga, gambaran yang didapat mengenai kongres bisa utuh dan objektif.
"Misalnya kongres, ya diperiksa semua. Saya sebagai kandidat misalnya diperiksa, ya dperiksa. Kemudian relawan kandidat lain diperiksa ya diperiksa semuanya," tandas Ketua PPI ini. (dil/jpnn)
JAKARTA - Tersangka kasus korupsi proyek Hambalang Anas Urbaningrum meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersikap adil dalam menjalankan tugasnya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pertamina Patra Niaga Uji Penggunaan Bioethanol E10 Bersama Toyota dan TRAC
- Polisi yang Ditembak Mati Rekan Sendiri Dapat Kenaikan Pangkat Anumerta dari Kapolri
- Sekte Indonesia Emas Dideklarasikan Untuk Mewujudkan Perubahan Sosial
- PFM Tegaskan Ada 15 Kementerian dan 28 Badan Teknis yang Perlu Diawasi
- Unilever Sebut Inklusi, Kesetaraan, dan Keragaman Kunci Bisnis Berkelanjutan
- Kapolri Ajak Pemuda Muhammadiyah Berantas Judi Online & Polarisasi Pilkada Serentak