Ancam Koran, Presiden Jerman Didesak Mundur
Rabu, 04 Januari 2012 – 09:05 WIB

Ancam Koran, Presiden Jerman Didesak Mundur
"Dalam pemahaman dia, kasus ini mungkin dianggap sepele. Tetapi, banyak hal sepele yang dibuat oleh Christian Wulff akhir-akhir ini hingga menjadi mencemaskan dan tidak bisa ditoleransi lagi," tulis koran tersebut. "Semua dilakukan secara terus-menerus hingga menjadi keterlaluan. Kredibilitasnya tercoreng oleh tindakannya yang berlebihan dan salah. Orang yang sering membuat kesalahan seperti itu tidak bisa terus menjadi presiden," tambah koran itu.
Baca Juga:
Koran berpengaruh Sueddeutsche Zeitung juga menulis kritik dalan editorialnya. "(Tindakan Wulff) ini merupakan pelanggaran terhadap kebebasan pers. Kesalahan yang terlalu besar dilakukan pejabat tinggi setingkat presiden," tulisnya.
Dalam pernyataan emosional di televisi pada Desember tahun lalu, Wulff menocba menjelaskan skandal tersebut. Dia mengakui mendapatkan kredit pembelian rumah dari pengusaha Egon Geerkens.
Para praktisi dan ahli hukum menuduh bahwa Christian Wulff pernah menerima kredit saat menjabat gubernur Negara Bagian Niedersachsen dan mendapat keringanan bunga. Hal itu dianggap melanggar undang-undang. Selain itu, Partai Hijau di Negara Bagian Niedersachsen menyebut bahwa Wullf agaknya tidak memberikan jawaban sesuai fakta terkait pertanyaan yang diajukan wakil partai itu di parlemen Niedersachsen pada 2010. (AFP/cak/dwi)
BERLIN--Skandal utang membelit pemimpin Jerman. Presiden Christian Wulff mendapat desakan untuk mundur dari jabatannya setelah diketahui terkait
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mengenang Paus Fransiskus, Ketum PP Muhammadiyah: Sosok Penyantun dan Humoris
- Siapa Pemegang Kendali Vatikan Sepeninggal Paus dan Bagaimana Memilih Penggantinya?
- Sede Vacante, Masa ‘Kursi Kosong’ setelah Paus Vatikan Wafat
- Setahun Sebelum Meninggal, Paus Fransiskus Sederhanakan Liturgi Pemakaman Kepausan
- Kabar Duka, Paus Fransiskus Meninggal Dunia
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina