Ancaman Blokir Belum Dicabut
Menkominfo Tangkap Sinyal Positif RIM
Rabu, 12 Januari 2011 – 06:30 WIB

Ancaman Blokir Belum Dicabut
JAKARTA - Ultimatum pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) untuk memblokir akses internet Blackberry di Indonesia mulai reda. Itu setelah developer Blackberry yakni Research In Motion (RIM) memberikan sinyalemen positif dan menyatakan siap memblokir akses situs porno dalam jaringan ponsel pintar itu. Namun, RIM baru menyatakan komitmen lisan kepada media karena itu Kemenkominfo masih memberlakukan peringatan itu hingga batas waktu 17 Januari 2011.
"Tapi kami merespon positif sinyalemen ini. Mereka cepat sekali menanggapinya dan mengirim rilis kepada media Senin kemarin," ujar Juru Bicara Kemenkominfo, Gatot S Dewobroto kepada Jawa Pos di Jakarta tadi malam.
Baca Juga:
Seperti diwartakan, pada Senin (10/1) dua hari lalu RIM telah memberikan rilis kepada media yang dikirim lewat surat elektronik. Mereka menyatakan siap mematuhi dan mengikuti aturan sensor di Indonesia. Manajemen RIM menjadikan kepatuhan itu sebagai prioritas untuk mengatur segala penerapan layanan BlackBerry di Indonesia.
Perusahaan asal Kanada itu mengaku sedang membicarakan aturan sensor layanan internet BlackBerry dengan partner usaha dan pemerintah Indonesia. RIM juga memastikan layanan BlackBerry, seperti fitur BlackBerry Messenger dan push email, tetap berjalan seperti biasa.
JAKARTA - Ultimatum pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) untuk memblokir akses internet Blackberry di Indonesia mulai
BERITA TERKAIT
- Begitu Pensiun, PPPK Tidak Mendapatkan Apa Pun
- Marak PHK, Wamenaker: Masih Banyak Lapangan Kerja
- Bank Mega & IHH Healthcare Singapura Bersinergi Beri Layanan Kesehatan bagi Nasabah MegaFirst
- Bamus Betawi Berpartisipasi dalam Kegiatan Internasional Malaysia Madani
- Level Up Peradi: UU Desain Industri Sudah Kedaluwarsa, Harus Direvisi
- Soal Polemik THR Mitra, Pakar: Tuntutan Populis yang Kontradiktif dengan Regulasi