Ancaman Invasi China Makin Nyata, Amerika Siap Pasang Badan untuk Taiwan?
Sudah bukan rahasia lagi bahwa AS memainkan "peran ganda" dalam konflik China-Taiwan. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Taipei dan mengakui Prinsip Satu China, Washington kerap mengambil langkah yang membuat Beijing berang.
Ketika Trump berencana mengutus duta besar AS untuk PBB untuk mengunjungi Taiwan pada pertengahan Januari, China mengatakan bahwa AS "sedang bermain dengan api".
"...siapa pun yang bermain dengan api akan terbakar. Amerika Serikat akan membayar mahal untuk tindakan yang salah ini," kata misi China di PBB seperti dikutip Reuters.
Washington akhirnya membatalkan rencana kunjungan itu dengan dalih mempersiapkan transisi pemerintahan ke Joe Biden yang memenangi pemilihan presiden AS pada November 2020.
Hubungan AS dan China –dua ekonomi terbesar di dunia– telah jatuh ke titik terendah dalam beberapa dekade.
Tak cuma soal Taiwan, mereka juga saling berhadapan dalam isu-isu lain seperti Hong Kong, hak asasi manusia, pandemi COVID-19, Laut China Selatan, perdagangan dan spionase.
Banyak pengamat menilai Biden akan mengambil langkah yang berbeda dari pendahulunya dalam urusan Taiwan demi memperbaiki hubungan yang renggang dengan China.
Faktanya, pemerintahan AS yang baru terus melanjutkan kebijakan di era Trump. Dukungan itu diawali dengan kehadiran utusan Taiwan dalam acara pelantikan Biden.
Seorang panglima AS di Indo-Pasifik mengatakan China akan berusaha menginvasi Taiwan dalam satu dekade mendatang
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat