Ancaman Kematian Tak Membuat Nelayan Indonesia Berhenti Mencari Ikan di Perairan Australia
"Jadi mereka terperangkap dalam putaran utang. Mereka harus pergi melaut lagi."
Dr King melihat bahwa pendidikan bagi generasi muda adalah kunci untuk memutus lingkaran ini karena mereka nantinya bisa menjadi guru, pegawai negeri, atau bekerja di bidang industri teknologi tinggi.
"Jadi daripada melakukan pemantauan dan penyelamatan seperti yang terjadi saat ini, lebih baik dana yang ada dari pemerintah Australia digunakan untuk pengembangan proyek seperti ini dan mendukung generasi muda secara khusus," katanya.
Sejarah dan budaya juga berpengaruh
Professor Fred Benu dosen di Universitas Nusa Cendana di Kupang mengatakan faktor budaya dan sosial juga berpengaruh.
"Bukti sejarah menunjukkan Karang Ashmore sudah didatangi secara teratur oleh nelayan Indonesia sejak antara tahun 1725 sampai 1730," katanya.
"Bagi para nelayan tradisional dari Pulau Rote, mencari ikan di perairan Australia sudah menjadi bagian dari keadaan sosial ekonomi mereka."
Professor Benu mengatakan perubahan iklim dan semakin berkurangnya ikan di laut membuat nelayan semakin jauh melakukan perjalanan.
"Untuk mengatasi hal ini, kita harus memberikan alternatif mata pencarian bagi warga lokal," katanya.
Di saat keluarga nelayan Indonesia di pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, sedang berkabung karena hilangnya anggota keluarga mereka di perairan Australia, muncul seruan agar pemerintah dan LSM berusaha mencari solusi baru
- Dunia Hari Ini: Korea Selatan Membatalkan Darurat Militer
- Dunia Hari Ini: Belgia Memberikan Perlindungan Hak Bagi Pekerja Seks
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Tuduh Negaranya Ingin Bersihkan Etnis Palestina
- Krisis yang Terabaikan, Kasus Keracunan Metanol di Indonesia Tertinggi se-Dunia
- Indonesia - Australia Masif Menjalin Kerja Sama Bilateral, Anggota DPD RI Lia Istifhama Merespons
- Dunia Hari Ini: Israel dan Hizbullah Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan Gencatan Senjata