Ancaman Kesehatan di Balik Lezatnya Kue Lebaran
jpnn.com - MERAYAKAN Lebaran identik dengan suguhan aneka makanan dan minuman istimewa. Tapi terlalu terbuai, sehingga kurang waspada dengan ancaman kesehatan yang mengintai bila mengonsumsi aneka ragam suguhan berlebihan.
Ahli gizi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda Saraheni mengatakan, tak baik makan dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Setelah berpuasa selama satu bulan, kata dia, sistem metabolisme tubuh mengalami perubahan.
“Saat berpuasa, sistem metabolisme menjadi lebih lambat. Tubuh telah menyesuaikan diri dengan pola makan saat puasa yang jamnya telah ditentukan. Saat Idulfitri bukan berarti bebas makan. Tubuh bisa mengalami shocked, jadi jangan berlebihan,” ucap perempuan yang akrab disapa Sarah ini.
Makan berlebihan dalam waktu singkat, jelasnya, mengakibatkan organ pencernaan dipaksa mengubah ritme kerja jadi lebih cepat. Hal ini bisa menimbulkan peningkatan kadar insulin. Bila sudah demikian, kadar gula dalam darah pun bisa meningkat.
Tak hanya itu, organ tubuh lain pun bisa terkena masalah. Sebut saja jantung atau hati. Dia mengatakan insulin berlebih justru akan mencederai pembuluh darah dan berpotensi meningkatkan tekanan darah dan stroke.
Belum lagi, seseorang menderita penyakit atau berisiko terserang penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Pola makan tentu harus dijaga saat Lebaran.
Penderita penyakit degeneratif ini masih harus berpuasa walau tengah berlebaran. Dia menjelaskan, puasa dalam hal ini adalah menghindari beberapa jenis makanan dan minuman. Sarah menyebut, bagi pengidap penyakit diabetes misalnya, pengaturan jadwal makan harus tetap dilakukan.
“Pola makan harus berselang-seling. Tiga kali makan berat diselingi tiga kali makan ringan. Jumlah dan asupan makanan harus sesuai dengan kebutuhan kalori. Poin pentingnya, mereka harus menghindari makanan dan minuman yang mengandung jenis karbohidrat sederhana,” jelas Sarah.
TETAP DIKONTROL
Dia menerangkan, jenis karbohidrat sederhana adalah gula, madu olahan, sirup, minuman ringan, selai, dan lain-lain. Sebagai ganti, pemanis buatan harus disesuaikan untuk kondisi pengidap diabetes. Perempuan berambut pendek ini menyebut, penderita diabetes hanya boleh mengonsumsi karbohidrat kompleks. Seperti nasi, kentang, pisang, dan gandum. Namun jumlahnya juga perlu dibatasi.
Sarah mengatakan agar terhindar dari masalah kesehatan ada baiknya menyeimbangkan makan buah dan sayur. Serat yang terkandung di dalam buah atau sayuran sangat baik untuk pencernaan.
“Sering makan dalam porsi terbatas justru dianjurkan. Sebab tubuh bisa mencerna secara perlahan. Perlu diingat, saat proses metabolisme, tubuh mengubah makanan menjadi energi.
Saat energi yang dihasilkan berlebihan, akan diubah menjadi lemak. Ini bisa menyebabkan kegemukan,” paparnya.
Agar tak dehidrasi, kata Sarah, wajib meminum air putih. Dia mengatakan tubuh membutuhkan cairan 1,5 – 2 liter setiap hari. Itu sebabnya dianjurkan untuk minum air putih sebanyak dua liter atau setara dengan delapan gelas.(*/roe/her/k14)
MERAYAKAN Lebaran identik dengan suguhan aneka makanan dan minuman istimewa. Tapi terlalu terbuai, sehingga kurang waspada dengan ancaman kesehatan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kata Pakar soal BPA pada Galon Polikarbonat, Mitos atau Fakta?
- Majukan Brand Lokal Indonesia Melalui Panggung Hybrid Fashion Show
- Herbalife Kampanyekan Pentingnya Asupan Protein, Dorong Hidup Sehat
- 5 Manfaat Air Perasan Jeruk Nipis, Bantu Cegah Serangan Penyakit Ini
- Chief Human Capital Officer ACC Raih Indonesia Most Powerful Women Awards 2024
- 6 Manfaat Air Rebusan Pare Campur Madu, Bikin Diabetes Ambyar