Ancaman Korut: Setop Siaran Radio Propaganda atau Perang!

jpnn.com - KOREA Utara mengancam akan melakukan aksi militer jika dalam 2 x 24 jam Korsel tidak menghentikan siaran radio propaganda di daerah perbatasan. Ketua Komite Pertahanan Nasional, Kim Jong Un pun telah memerintahkan angkatan perang Korea Utara untuk bersiap-siap melancarkan serangan.
Sementara Korea Selatan juga tengah mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk mengikuti latihan perang bersama Amerika Serikat. Latihan perang Ulchi Freedom Guardian itu disebut sebagai latihan perang terbesar kedua negara.
Deadline dari Korea Utara itu semestinya jatuh pada Sabtu (22/8) sore kemarin, sekitar pukul 17.00 waktu setempat. Namun kedua pihak akhirnya sepakat untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi yang dihadiri dua pejabat dari masing-masing negara. Pertemuan digelar di Panmunjom sekitar pukul 18.00 waktu Korea Selatan.
Dikutip dari Yonhap, disebutkan bahwa pada pukul 15.00 nanti, Minggu (23/8) waktu setempat kedua negara akan memutuskan hasil pertemuan.
Sejauh ini, Korea Utara meminta agar Korea Selatan menghentikan siaran radio propaganda di kawasan Demilitarised Zone (DMZ) itu. Sementara Korea Selatan menegaskan akan menghentikan siaran radio propaganda setelah Korea Utara meminta maaf atas insiden ranjau darat yang meledak dan mencederai dua tentara Korea Selatan awal Agustus ini.
Korea Utara membantah bahwa ranjau darat yang meledak di dalam DMZ itu adalah milik mereka.(dem/rmol/jpnn)
KOREA Utara mengancam akan melakukan aksi militer jika dalam 2 x 24 jam Korsel tidak menghentikan siaran radio propaganda di daerah perbatasan. Ketua
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid: Netanyahu Lebih Pantas Ditangkap ICC Dibandingkan Duterte
- Bantah Israel, Trump Menjamin Warga Palestina Tak Akan Diusir dari Gaza
- Blokade Israel Memperburuk Situasi Kemanusiaan di Jalur Gaza
- Menlu China Minta Warga Jepang Setop Dukung Taiwan, Ungkit Dosa Era Perang Dunia II
- Pegawai Bandara Mogok Kerja, 3.400 Penerbangan Dibatalkan
- Menlu China Tolak Usulan Trump soal Gaza