Ancaman Siber Tahun Ini, Deepfake Suara Sangat Potensial, Waspada!
jpnn.com, JAKARTA - Regional Vice President Palo Alto Networks ASEAN Steven Scheurmann memprediksi deepfake berbasis suara akan menjadi ancaman siber pada tahun ini.
"Mengapa kami memprediksi deepfake suara lebih menonjol dibandingkan video? Anda harus memahami peretas, pola pikir mereka seperti apa."
"Mereka mau menggunakan yang paling mudah untuk berkompromi, itu salah satu target. Jadi, deepfake suara adalah yang paling mudah," kata Steven, Selasa (14/1).
Deepfake adalah foto, video, dan audio yang diedit atau dibuat menggunakan perangkat kecerdasan artifisial (AI).
Menurut dia, teknologi AI generatif yang makin canggih membuat manipulasi suara jauh lebih mudah dilakukan oleh peretas.
Suara seseorang dapat dengan mudah diambil dari berbagai sumber, terlebih bila individu tersebut sering tampil di hadapan publik.
Data suara itu kemudian digunakan untuk menciptakan deepfake yang sangat realistis, sehingga mempersulit target untuk membedakan mana yang asli dan palsu.
Deepfake suara dinilai lebih mudah dilakukan, dikirim, dan memberikan hasil yang diinginkan peretas, seperti keuntungan finansial melalui penipuan atau serangan ransomware.
Regional Vice President Palo Alto Networks ASEAN Steven Scheurmann memprediksi deepfake berbasis suara akan menjadi ancaman siber pada tahun ini.
- Survei Populix Catat 67 Persen Responden Khawatirkan Risiko Keamanan Siber
- Tangkal Serangan Siber, Synology Kenalkan Solusi Perlindungan Data
- Indonesia Re Bahas Risiko dan Asuransi Siber dalam Hadapi Ancaman Siber
- Ini Langkah Strategis BRI dalam Menjaga Keamanan Data dan Dana Nasabah
- Begini Cara Diskominfo Kabupaten Tangerang Antisipasi Potensi Ancaman Siber
- 5 Potensi Ancaman Siber pada Hari Valentine, Hati-Hati