Ancaman TBC Melonjak, Pencegahan dan Pengobatan Harus Jadi Fokus
Untuk pengobatan TBC aktif, pasien menjalani terapi standar selama enam bulan, yang terdiri dari fase intensif (2 bulan) dan lanjutan (4 bulan) dengan kombinasi obat rifampisin, isoniazid, etambutol, dan pirazinamid.
Di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan imunomodulator berbasis tanaman meniran hijau (Phyllanthus niruri), seperti Stimuno, dapat memberikan hasil positif bagi pasien TBC.
Menurut Director of Business Development and Scientific Affairs Dexa Group, Prof. Raymond Tjandrawinata, Stimuno terbukti meningkatkan efektivitas pengobatan TBC.
“Hasil uji klinis menunjukkan bahwa Stimuno mempercepat konversi sputum BTA, sehingga mengurangi risiko penularan. Selain itu, imunomodulator ini juga membantu memperbaiki daya tahan tubuh pasien,” paparnya.
Dalam penelitian selama enam bulan, pasien yang mengonsumsi Stimuno bersama terapi standar menunjukkan tingkat perbaikan lebih tinggi (52,9 persen) dibandingkan kelompok yang hanya menjalani terapi standar (39,4 persen).
“Stimuno bekerja dengan triple action: membantu memproduksi lebih banyak antibodi, mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, dan mengoptimalkan daya tahan tubuh,” ucapnya.
Oleh karena itu, Dr. Diah Handayani menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam memutus rantai penularan TBC.
Selain memastikan pengobatan berjalan lancar, kesadaran akan menjaga pola hidup sehat menjadi langkah strategis untuk menekan angka kasus.
Ancaman TBC melonjak tajam, pencegahan dan pengobatan harus jadi fokus pemerintah
- Mayapada Breast Clinic jadi Layanan Terpadu untuk Kanker Payudara
- HUT Ke-60 Golkar, Ahmad Irawan Gelorakan Semangat dan Gaya Hidup Sehat
- Danone Indonesia Perkuat Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Kesehatan Keluar
- Hari Kesehatan Nasional, Srikandi Movement PLN Tingkatkan Kepedulian Kesehatan Ibu & Anak
- Yosi Project Pop dan Mira Lesmana Rutin Pemeriksaan Kesehatan di Usia Tua
- Penderita Diabetes Wajib Tahu Alternatif Diet Sehat dari Jagung dan Singkong