Ancamanan AS Atas CPO Dinilai Hanya Politik Dagang
Rabu, 29 Februari 2012 – 16:40 WIB
Jika dilihat secara politik dagang, ditolaknya CPO Indonesia masuk AS intinya untuk menyelamatkan petani produsen minyak kedelai dan minyak bunga matahari AS.
"Produktivitas minyak kedelai dan minyak kanola hanya 0,43 ton dan o,75 ton per hektarnya. Sementara produktivitas kelapa sawit mencapai 3,65 ton per hektar. Kondisi ini semakin menekan pasar minyak nabati produk AS oleh minyak kelapa sawit," ujarnya. (fas/jpnn)
JAKARTA - Peneliti pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Aris Yunanto mengatakan ditolaknya Crude Palm Oil (CPO) asal Indonesia oleh Amerika
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Berikan Fasilitas KITE ke Perusahaan Pengolah Plastik Ini
- Pertamina Patra Niaga Regional JBB Tutup Gelaran SME Market 2024 Keempat di Bandung
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- HUT ke-20 Bank Sumut Syariah, Pj Gubernur Minta Inovasi Dilanjutkan
- Peluncuran Online Eksklusif Heart Bag Kolaborasi Voneworld & Heart Evangelista, Hanya di Shopee
- DISPUSIP DKI Jakarta Beri Penghargaan kepada Penerbit & Mitra Kolaborasi