Andalkan Diskont, Bukan Value
Kamis, 21 Oktober 2010 – 10:34 WIB
Yongky menjelaskan bahwa para peritel juga harus sadar bahwa bisnis ritel sangat memperhatikan sesuatu yang detail. Ia mencontohkan masalah turunnya suhu pendingin udara pada produk beku akan mempengaruhi kerugian, juga dalam hal cara pemotongan daging yang tepat dan sebagainya. "Koin saja bisa menjadi masalah," katanya.
Baca Juga:
Meski demikian, Kata Yongky, perkembangan pertumbuhan sektor ritel tahun ini dan tahun depan dipastikan mengalami pertumbuhan dua digit. Imbasnya sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup besar setiap tahunnya. Pada 2010, pertumbuhan sektor ritel diperkirakan mampu tumbuh 11-13 persen. Bahkan tahun depan dengan ditopang penambahan gerai-gerai sektor ritel akan tumbuh sampai 13-15 persen. "Sektor ritel sedikitnya menyerap tenaga kerja 20.000 orang per tahun," katanya.
Dijelaskan, dengan pertumbuhan yang terus menggeliat, sektor ritel akan terus banyak menyerap tenaga kerja. Angka serapan tenaga kerja 20.000 orang per tahun, hanya dihitung dari kategori minimarket yang bertambah 2.000 gerai per tahun. "Itu belum dihitung dari kategori hypermarket," katanya.
Dari sisi penjualan, tahun 2010 ini penjualan ritel di Indonesia berdasarkan 65 kategori yang dihitung Nielsen kurang lebih akan tembus mencapai Rp 100 triliun. Sementara tahun depan dipastikan ada penambahan hingga Rp 15 triliun. "Tahun depan ditentukan dari ekspansi took karena masih banyak peluang di luar Jawa," katanya. (lum)
JAKARTA - Sektor ritel moderen termasuk departemen store masih identik dengan program-program diskon. Mereka harus menerapkan program itu untuk menggaet
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi