Andalkan Prinsip Usaha, Ushalli, dan Utang
Senin, 09 Agustus 2010 – 14:10 WIB
Sekitar sepuluh hari lalu, di desa setempat terjadi hujan. Sehari setelah hujan itu, Baidawi langsung berusaha menyelamatkan tanamannya. Bahkan dengan menggunakan alat penyedot air. Namun upayanya sia-sia. Sebab air yang disedot terlalu banyak.
Air tetap menggenang. "Mesin tak mampu. Aliran got tidak cukup membuang air. Ya terpaksa tembakau tak bisa diselamatkan," ujar Baidawi. Selain Baidawi, ada pula petani garam yang merasakan kegagalan panen karena musim yang buruk ini. Salah satunya adalah Mansur, 30, warga yang kini tinggal di kawasan pesisir Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan.
Untuk sampai ke rumah Mansur, jalannya tak mudah. Jalan tak beraspal, jauh, juga becek berat bila hujan. Mansur sebenarnya warga Sumenen. Di Asembagus itu dia tinggal di rumah seorang pemilik tambak garam bernama Iskandar. Itupun karena Iskandar berbaik hati menyuruh Mansur menempati rumahnya. "Jadi di sini numpang," ujar Mansur.
Seandainya tak tinggal di situ, Mansur harus menempati gudang untuk garam. Mansur mengajak serta istri dan kedua anaknya yang masih kecil. "Namanya saja gudang, Mas. Kondisinya tidak pantas untuk ditinggali. Untung Pak Iskandar baik hati," kata Mansur.
Hujan turun di tengah kemarau beberapa pekan terakhir dirasa sebagai musim yang buruk bagi sebagian petani tembakau dan petani garam di Kabupaten
BERITA TERKAIT
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius
- Banjir Merendam 2.014 Rumah di Kabupaten Bandung, 12.250 KK Terdampak
- Kasus SPPD Fiktif, Polda Riau Sita Rumah Diduga Milik Bang Uun
- Digikomfest 2024 Dorong Keterbukaan Informasi Publik Perangkat Daerah
- Kapolres Banyuasin Membagikan Makanan Bergizi Gratis untuk Siswa SDN 13 Air Kumbang