Anders Behring Breivik, Aktor Penyerangan di Norwegia
Ganti Profesi, Tinggalkan Ibu, Sewa Lahan Luas di Pinggir Kota
Minggu, 31 Juli 2011 – 09:19 WIB
Ketakutan Breivik ternyata tidak terbukti. Polisi yang berkeliaran di areal pertanian itu, ternyata, tak mengendus rencana busuknya. Sambil meracik bom, dia pun bisa tetap memantau perkembangan Islam di negerinya lewat internet.
Lima hari sebelum melancarkan aksinya, menurut koran The Independent, Breivik juga sempat membuat akun di situs jejaring sosial Facebook dan Twitter. Selain itu, dia juga mulai mempersiapkan senjata yang akan dia gunakan untuk beraksi dalam serangan kedua di Pulau Utoeya.
Soal kepandaiannya menembak dan kepemilikan senjata, Breivik pun sudah mempersiapkan sejak lama. Pada 2005, dia sengaja bergabung dengan sebuah klub menembak. Dari sana, dia pun belajar banyak soal senjata. Enam tahun kemudian, Breivik sukses mengantongi izin kepemilikan senjata. Pilihannya jatuh pada senapan semiotomatis Glock 17. Dalam aksi keduanya di pulau yang berjarak 90 menit jalan darat dari Oslo itu, dia menggunakan peluru khusus yang disebut dum-dum.
"Saya telah menuntaskannya," ujar Breivik puas sesaat setelah diringkus aparat usai melancarkan dua aksinya. Kepada Hakim Kim Heger, dia menegaskan bahwa dua serangan itu telah sukses mengirimkan peringatan kuat kepada masyarakat untuk mewaspadai Islamisasi di Eropa. Tetapi, dia tak sadar bahwa aksi kejinya justru menewaskan puluhan warga Norwegia yang berkeyakinan sama dengan dia. Tidak hanya muslim atau kaum imigran yang dia sebut sebagai antek Islamisasi.
OSLO - Penampilan dan perjalanan hidup aktor dua tragedi di Norwegia, Anders Behring Breivik, 32, tak berbeda dengan para pemuda lainnya di negara
BERITA TERKAIT
- Amerika Coret Kuba dari Daftar Hitam Negara Pro-Terorisme, Selamat!
- Pemerintah Imbau Jemaah Asal Indonesia Tidak Berulah
- Jepang & Korsel Sepakat Perkuat Hubungan dengan Amerika
- Mengambek, Presiden Korsel Mangkir Sidang Pemakzulan Perdana
- Kebakaran Hutan di California Sudah Renggut 24 Nyawa
- Jaga Demokrasi, 60 Universitas Jerman Angkat Kaki dari X