Andreas Longping

Andreas Longping
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Norman Borlaug.

Prof Norman-lah yang kemudian mendapat hadiah Nobel. Ia meninggal dunia 12 tahun lalu di usia 95 tahun. Dua penemu pangan ini sama-sama diberkati usia panjang sekali.

Apa yang ditemukan Prof Norman masih tetap dilestarikan oleh para petani gandum di Amerika. Juga di India, Pakistan, dan benua gandum lainnya.

Temuan Prof Yuan tidak sepenuhnya diikuti negara lain yang makanan pokoknya nasi. Di hari tuanya, Prof Yuan menyaksikan: banyak negara beras yang memilih jalan inbrida. Bukan hibrida. Produktivitas padi hibrida belakangan sudah bisa dikalahkan oleh padi inbrida.

Namun, pada tahun-tahun kelaparan itu hibrida adalah juru selamat di Tiongkok.

Kelemahan hibrida adalah: petani tidak bisa menjadikan gabah panennya untuk benih berikutnya. "Petani harus selalu mendapat benih hibrida baru dari perusahaan benih," ujar Prof Dwi Andreas Santoso, guru besar Institut Pertanian Bogor. Prof Andreas memperoleh gelar doktor ilmu tanah.

Prinsip hibrida adalah benih padi laki-laki dan perempuan dimurnikan sampai sempurna.

Sedang inbrida adalah hasil persilangan dua padi unggul.

Sejak itu Prof Andreas tidak pernah lagi potong rambut menjadi pendek. Rambutnya dibiarkan memanjang. Sampai sekarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News