Aneh, Daftarkan Anak Masuk SD Harus Lunas PBB
jpnn.com - KOTABARU – Kebijakan Pemerintah Kota Jambi yang mengharuskan orang tua siswa melampirkan bukti lunas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai syarat mendaftar masuk SD, diprotes sejumah kalangan.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Jambi, Ibnu Kholdun mengatakan tidak ada hubungannya antara Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan kewajiban membayar PBB.
Menurutnya aturan tersebut sama halnya dengan menambah panjang alur birokrasi dan juga bisa menjadi beban bagi orang tua. “Jangan kait-kaitkan dunia pendidikan dengan pembayaran PBB, ini sudah tidak benar,” kata Kholdun.
Kholdun mengatakan pendidikan merupakan hak anak bangsa, sehingga jangan sampai hak anak bangsa ini hilang.
Terkait dengan adanya aturan tersebut, Kholdun mengatakan YLKI Jambi sudah menyiapkan surat pengaduan ke Kemendikbud. “Ini kita laporkan ke Kemendikbud,” tukasnya.
Kholdun menilai, pemerintah tidak punya alasan untuk mengeluarkan kebijakan tersebut. Karena dirinya menilai aturan tersebtu mengada-ada. “Ini terlalu mengada-ada, kita dukung upaya peningkatan PAD. Tapi jangan libatkan dunia pendidikan seperti ini,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Forum Jambi Bangkit (FJB) Nasroel Yasir menyebutkan, bukti pembayaran PBB sebagai syarat untuk masuk sekolah bisa menimbulkan modus baru untuk melakukan pungutan liar. “Ini bisa jadi modus operandi baru,” sebutnya.
Dia mengharapkan Walikota Jambi bisa segera meninjau ulang kebijakan tersebut. Dia juga menyarankan agar tidak ada birokrasi yang panjang ketika anak-anak akan masuk sekolah.
KOTABARU – Kebijakan Pemerintah Kota Jambi yang mengharuskan orang tua siswa melampirkan bukti lunas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
- Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sulsel, Ganesha Operation Kenalkan GO Expert
- Uhamka Masuk Daftar Universitas Terbaik Asia versi QS AUR 2025
- Ini Kata Bahlil soal Gelar Doktornya di SKSG UI
- SANF Perkuat Digitalisasi Pendidikan di Indonesia
- Keren, Siswa Mentari Intercultural School Jakarta Boyong Emas dari Malaysia
- Dibilang Abal-Abal, UIPM Justru Pelopor Kampus Virtual Menggunakan Second Life